Jagung adalah salah satu tanaman pangan yang memiliki peranan penting dalam industri pertanian. Tanaman jagung memiliki bentuk yang menjulang tinggi dengan tongkol biji-bijian yang terbentuk di malai atau tandan. Selain sebagai sumber makanan pokok, jagung juga memiliki beragam manfaat lainnya, seperti bahan baku industri pakan ternak, biofuel, dan bahan dasar industri makanan.

Dalam budidaya tanaman jagung, perlu pemahaman yang baik mengenai teknik dan prinsip-prinsip dasar dalam menanam, merawat, serta memanen jagung yang berkualitas. Proses budidaya jagung meliputi pemilihan bibit yang baik, pengolahan tanah, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta pemeliharaan yang optimal. Dengan pemahaman yang tepat mengenai budidaya jagung, petani dapat meningkatkan hasil panen dan kualitas biji jagung . Dalam artikel ini, kita akan mengupas lebih dalam mengenai tanaman jagung, mulai dari pengertian dan budidaya hingga manfaatnya dalam industri pertanian. Jadi, jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang tanaman jagung dan cara-cara yang efektif dalam budidayanya, mari kita mulai menjelajahi dunia jagung yang menarik ini.
Nama ilmiah / latin jagung dan Ciri – ciri fisik
Jagung memiliki nama ilmiah Zea mays ssp. mays. Tanaman jagung adalah salah satu penghasil karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Bagi penduduk Amerika Tengah dan Selatan, bulir jagung adalah pangan pokok, sebagaimana bagi sebagian penduduk Afrika dan beberapa daerah di Indonesia. Kata “jagung” menurut Denys Lombard merupakan penyingkatan dari jawa agung, berarti “jewawut besar”, nama penyebutan dari orang Jawa dan kemudian masuk ke dalam bahasa Melayu.
Taksonomi Jagung
- Divisi Tracheophyta
- Subdivisi Spermatophytes
- Klad Angiospermae
- Klad monocots
- Klad commelinids
- Ordo Poales
- Famili Poaceae
- Subfamili Panicoideae
- Tribus Andropogoneae
- Subtribus Tripsacinae
- Genus Zea
- Bagian Zea sect. Zea
Jagung budidaya dianggap sebagai keturunan langsung sejenis tanaman rerumputan mirip jagung yang bernama teosinte (Zea mays ssp. parviglumis).

Dalam proses domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7000 tahun lalu oleh penduduk asli setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana. Istilah teosinte sebenarnya untuk menggambarkan semua spesies dalam genus Zea, kecuali Zea mays ssp. mays. Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar di alam.
Ciri-ciri fisik jagung
- Tanaman semusim (annual) yang dalam budidaya menyelesaikan satu daur hidupnya dalam 80-150 hari (sekitar 3 sampai 5 bulan), tergantung kultivar dan saat tanam. Istilah “seumur jagung” menggambarkan usia rata-rata jagung yang berkisar tiga sampai empat bulan.
- Sekitar paruh pertama dari daur hidup merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap reproduktif. Sebagian jagung merupakan tanaman hari pendek yang pembungaannya terjadi jika mendapat penyinaran di bawah panjang penyinaran matahari tertentu, biasanya 12,5 jam.
- Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Rata-rata dalam budidaya mencapai 2,0 sampai 2,5 m
- Tangkai batang beruas-ruas dengan tiap ruas kira-kira 20 cm. Dari buku melekatlah pelepah daun yang memeluk tangkai batang.
- Sebagai anggota monokotil, jagung berakar serabut yang dapat mencapai kedalaman 80 cm meskipun sebagian besar berada pada kisaran 20 cm. Tanaman yang sudah cukup dewasa memunculkan akar adventif dari buku-buku bagian terbawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
- Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana pada sorgum dan tebu. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung zat kayu (lignin).
Daun jagung
- Daun tidak memiliki tangkai.
- Helai daun biasanya lebar 9 cm dan panjang dapat mencapai 120 cm.
- Daun jagung merupakan daun sempurna, memiliki pelepah, tangkai, dan helai daun.
- Bentuknya memanjang.
- Antara pelepah dan tangkai daun terdapat lidah-lidah (ligula).
- Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun.
- Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut.
- Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas milik Poaceae (suku rumput-rumputan).
- Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun. Jika tanaman mengalami kekeringan, sel-sel kipas akan mengerut, menutup lubang stomata, dan membuat daun melipat ke bawah sehingga mengurangi transpirasi.
Bunga jagung
- Rangkaian bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman.

- Bunga betina jagung (tongkol), terlindung oleh klobot, dengan “rambut”.

- Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik.Susunan bunga jagung adalah diklin, yaitu memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah dalam satu tanaman (berumah satu atau monoecious).
- Bunga tersusun majemuk, bunga jantan tersusun dalam bentuk malai, sedangkan betina dalam bentuk tongkol.
- Pada jagung, kuntum bunga (floret) tersusun berpasangan yang dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma).
- Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma wangi yang khas.
- Bunga betina tersusun dalam tongkol.
- Tangkai tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun.
- Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif yang memiliki puluhan sampai ratusan bunga betina.
- Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai jagung prolifik.
Sejarah penyebaran jagung
Petunjuk-petunjuk arkeologi mengarah pada budidaya jagung primitif di bagian selatan Meksiko, Amerika Tengah, sejak 7 000 tahun lalu. Penemuan sisa-sisa tongkol jagung kuno di Gua Guila Naquitz, Lembah Oaxaca berusia sekitar 6250 tahun. Penemuan tongkol utuh tertua di gua-gua dekat Tehuacan, Puebla, Meksiko, berusia sekitar 3450 SM. Bangsa Olmek dan Maya mungkin sudah membudidayakan di seantero Amerika Tengah sejak 10 000 tahun yang lalu dan mengenal berbagai teknik pengolahan hasil. Teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7 000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di selatan Peru pada 4 000 tahun yang lalu. Pada saat inilah berkembang jagung yang beradaptasi dengan suhu rendah di kawasan Pegunungan Andes. Sejak 2500 SM, tanaman ini telah dikenal di berbagai penjuru Benua Amerika.
Kedatangan orang-orang Eropa sejak akhir abad ke-15 membawa serta jenis-jenis jagung ke Dunia Lama, baik ke Eropa maupun Asia. Percepatan penyebaran jagung ke Asia dengan terbukanya jalur barat oleh armada pimpinan Ferdinand Magellan melintasi Samudera Pasifik. Di tempat-tempat baru ini jagung relatif mudah beradaptasi karena tanaman ini memiliki plastisitas fenotipe yang tinggi. Jagung masuk nusantara estimasi pada abad ke-16 oleh penjelajah Portugis. Akibat riwayat yang cukup tua ini, berbagai macam nama dipakai untuk menyebutnya. Beberapa nama lokal adalah jagong (Sunda, Aceh, Batak, Ambon), jago (Bima), jhaghung (Madura), rigi (Nias), eyako (Enggano), wataru (Sumba), latung (Flores), fata (Solor), pena (Timor), gandung (Toraja), kastela (Halmahera), telo (Tidore), binthe atau binde (Gorontalo dan Buol), dan barelle´ (Bugis). Di kawasan timur Indonesia juga dipakai luas istilah milu, yang nyata-nyata merupakan adaptasi dari kata milho, berarti “jagung”, dalam bahasa Portugis.
Syarat Tumbuh Tanaman Jagung
Pada umumnya tanaman jagung dapat tumbuh di berbagai kondisi lingkungan. Namun untuk hasil yang maksimum, ada beberapa syarat tumbuh tanaman
jagung. Berikut adalah syarat tumbuh tanaman jagung:
Iklim
- Beriklim subtropis atau tropis dan di daerah terletak antara 0-500 LU hingga 0-400 LS.
- Curah hujan ideal adalah 85-200 mm/bulan dan harus merata.
- Suhu optimimum yang baik adalah 21-34 C
- Intensitas cahaya matahari langsung, minimal 8 jam per hari
- Tanaman jagung tidak ternaungi, agar pertumbuhan tidak terhambat atau merusak biji bahkan tidak membentuk buah.
Media Tanah
- Memiliki tekstur tanah yang gembur (lakukan proses pembajakan agar tekstur tanah gembur).
- Mengandung cukup kandungan unsur hara.
- pH tanah 5,5-7,5 (apabila pH tanah asam atau < 5,5 sebaiknya taburkan dolomit/kapur pertanian).
- Jenis tanah untuk budidaya jagung adalah andosol, latosol dengan syarat pH harus memadai untuk penanaman.
- Memiliki ketersediaan air yang cukup.
- Kemiringan tanah kurang dari 8%.
Ketinggian lokasi tanam
Memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl (di atas permukaan laut).
Cara Menanam Jagung Secara Umum
Keberhasilan budidaya jagung juga tergantung faktor teknis, budidaya, hingga proses panen. Kemudian keberadaan mikroba di dalam tanahnya juga menjadi salah satu factor keberhasilan menanam jagung. Untuk lebih jelasnya berikut uraian teknik budidaya tanaman jagung yang baik dan benar agar menghasilkan produksi jagung yang tinggi.
Pemilihan Benih Jagung

Pilihlah benih jagung hibrida yang telah bersertifikat. Pada setiap provinsi di Indonesia telah tersedia benih jagung jenis unggul ini. Biasanya benih jagung telah diberi perlakuan seed treatment, yaitu dengan melapisi fungisida pada benih yang berfungsi agar tanaman terlindung dari berbagai serangan penyakit dan mempermudah syarat tumbuh tanaman jagung.
Waktu dan Cara Menanam Jagung Yang Benar
Pada kondisi musim yang normal, waktu yang tepat saat menanam jagung adalah di bulan Mei-Juli. Karena pada saat itu intensitas curah hujan telah berkurang bahkan telah selesai, sehingga pada bulan-bulan tersebut sangat cocok untuk melakukan budidaya jagung.
Setelah itu lakukan proses olah tanah saat 5 hari sebelum tanam, dengan cara bajak/traktor dengan kedalaman 20-30 cm. Tujuannya untuk membalik dan membuat struktur tanah agar menjadi gembur, menambah oksigen dalam tanah, memudahkan perakaran tanaman masuk ke dalam tanah dan menyerap unsur hara serta memperbaiki aerasi tanah.
Jarak Tanam Jagung
Selain memerhatikan waktu tanam, cara penanaman jagung juga harus tepat agar mendapat hasil yang maksimal. Berikut ini langkah-langkah cara menanam jagung dengan benar:
- Buat bedengan pada lahan (tanah yang ditinggikan untuk tempat benih), beri jarak 100 cm x 40 cm.
- Tanam benih jagung pada kedalaman 3 hingga 5 cm. Setiap lubang sebaiknya isi 2 biji jagung.
- Tutup kembali lubang memakai tanah dan kompos. Ulang langkah serupa pada lubang selanjutnya. Pastikan jarak tanam antara satu lubang dengan yang lain berkisar antara 60-75 cm.
- Siram dengan air agar kelembapan tanah terjaga.
Selain metode tersebut, ada pula metode lain menanam jagung yaitu Tanpa Olah Tanah ( TOT ). Cara tanam jagung TOT merupakan cara penanaman tanpa melakukan persiapan lahan seperti pembalikan dan penggemburan. Metode ini hanya memerlukan lubang untuk membenamkan benih di tanah. Di Indonesia umumnya alat yang digunakan untuk melubangi tanah tempat benih ialah tugal. Metode TOT hanya dapat diterapkan pada lahan gembur. Karena kurang baik jika diterapkan pada tanah yang terlalu keras, yaitu akan menghambat pertumbuhan tanaman.
Pemupukan Tanaman Jagung
Dalam budidaya tanaman jagung pemupukan menjadi salah faktor yang sangat menentukan akan berhasil tidaknya usahatani tanaman jagung tersebut. Hal ini disebabkan oleh kondisi kesuburan lahan pertanaman yang tidak mampu menyediakan unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
Waktu pemberian pupuk pada tanaman jagung bisa diberikan sebanyak 3 waktu/ (3 kali) yaitu: pupuk dasar yaitu pada saat tanaman berumur, pupuk susulan pertama (I) pada saat tanaman berumur 28- 30 hari setelah tanam, dan pupuk susulan kedua (II) pada saat tanaman berumur 45- 50 hari (atau saat tanaman menjelang berbunga).
Pemeliharaan Tanaman Jagung
Pemeliharaan tanaman jagung dapat dalam berbagai tahap, yaitu:
1. Penjarangan dan Penyulaman
Proses pada saat tanam ada dua atau lebih benih jagung yang tertanam, sehingga tumbuh dua atau lebih tanaman jagung. Oleh sebab itu, harus penjarangan. Proses penyulaman tanaman jagung apabila ada tanaman yang mati dengan mengantikan tanaman baru.
2. Penyiangan
Melakukan proses pembersihan tanaman yang pengganggu di sekitar tanaman jagung, seperti rumput, krokot, keladi dan tanaman pengganggu lainnya.
3. Pembumbunan
Pelaksanaannya dapat secara bersamaan saat proses penyiangan dengan tujuan memperkuat akar tanaman serta membantu mempercepat pertumbuhan.
Hama Dan Penyakit Tanaman Jagung
1. Hama
- Ulat Daun (prodenia litura)
- Hama ulat daun ini akan menyerang bagian pucuk daun dan biasanya tanaman jagung yang berumur sekitar 1 bulan diserang ulat daun. Daun tanaman jagung yang bila sudah besar menjadi rusak. Pencegahan dengan cara penyemprotan insektisida yang tepat seperti folidol atau yang lainnya dengan dosis sesuai dengan anjuran.
- Lalat bibit(Atherigona exigua)
- Tanaman jagung yang terserang hama ini akan memiliki bekas gigitan pada bagian daun, pucuk daun layu, dan akhirnya tanaman jagung akan mati. Pengendalian hama ini dengan cara melakukan penyemprotan insektisida sesuai dengan dosis yang anjuran.
- Ulat Grayak atau Ulat Agrotis
- Bagian Tanaman jagung yang terserang hama ini adalah bagian batang yang masih muda, batang akan putus dan akhirnya tanaman jagung mati. Hama Agrotis sp. Menyerang pada malam dan siang hari. Ada 3 jenis ulat grayak/agrotis yaitu:
- Agrotis segetum
- Memiliki warna hitam dan ulat ini sering ada di daerah dataran tinggi.
- Agrotis interjection : memiliki warna hitam dan banyak di temukan di pulau jawa.
- Pengendalian ulat ini dengan melakukan penyemprotan menggunakan insektisida yang sesuai dan menggunakan dosis sesuai anjuran.
2. Penyakit
- Hawar daun turcicum
- Gejala oleh penyakit ini yaitu berupa adanya bercak kecil berbentuk jorong dan berwarna hijau kelabu. Lama kelamaan bercak tersebut kemudian menjadi besar dan berwarna coklat serta berbentuk seperti kumparan, bila parah maka daun seperti terbakar. Penyebab penyakit ini adalah Helminthos porrirum turcicum.
- Hawar daun maydis
- Gejala tanaman jagung yang terserang hawar ini berupa bercak coklat abu-abu pada seluruh permukaan daun. Bila parah penyakit ini akan menyerang hingga bagian jaringan tulang daun yang akhirnya jaringan daun tersebut mati.
- Hawar daun corbonum
- Tanaman jagung yang terserang penyakit hawar ini akan timbul gejala berupa bercak coklat muda kekuningan bersudut-sudut memanjang yang dapat menyatu dan mematikan daun. Penyebabnya adalah cendawan Dreschslera zeicola. Pengendalian penyakit ini dengan cara melakukan penyemprotan fungisida atau dengan menggunakan thiram dan karboxin, serta pengasapan atau perawatan suhu panas selama 17 menit dengan suhu 55°C.
Panen Dan Pasca Panen Jagung
Waktu panen jagung
Tanaman jagung siap panen terlihat dari daun klobotnya yang mulai mengering dan bewarna kecoklatan. Umumnya tanaman jagung bisa dipanen sekitar 100 HST.

Ciri-Ciri Tanaman Jagung Siap Panen :
- Tanaman jagung dapat di panen saat kondisi masak fisiologis berumur 100-110 HST pada dataran rendah dan tergantung dari jenis varietasnya.
- Kulit klobotnya telah berwarna coklat.
- Rambut jagung pada tongkol telah kering dan berwarna hitam.
- Jumlah populasi untuk klobot kering mencapai 90%.
- Tekstur keras pada biji jagung dengan ciri biji tidak hancur ditekan .
- Terdapat titik hitam (black layer) pada bagian ujung biji jagung.
BACA JUGA:
- MESIN PANEN JAGUNG / MESIN PEMANEN JAGUNG MINI / MINI CORN HARVESTER
- Pemipil Jagung Berkelobot ( Pemipil Jagung Model CS-03)
- Perbedaan Antara Jagung Hibrida, Komposit, Dan Transgenik
Pasca Panen Jagung
Setelah panen, jagung harus melalui prosesdikeringkan terlebih dahulu. Cara mengeringkan jagung yang paling umum yaitu dengan menjemurnya di ladang atau di atas terpal. Kerusakan pada jagung masih bisa saja terjadi saat proses pengeringan, terutama saat panen jagung pada musim hujan. Jagung yang dalam keadaan basah sangat rentan dengan serangan jamur atau cendawan. Serangan jamur atau cendawan bisa merusak hasil panen jagung hingga lebih dari 50%.