Jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum) adalah salah satu jenis jahe yang memiliki ciri-ciri khusus dan telah digunakan dalam berbagai konteks kuliner dan pengobatan. Artikel ini akan menjelaskan tentang ciri-ciri,dan kandungannya.

Perbedaan jahe merah dengan jahe lain
Sesuai namanya, jahe merah memiliki rimpang berwarna merah. Sementara ciri-ciri akar, daun, batang semu dan lainnya sama. Berdasarkan warna rimpang jahe, terdapat 2 jenis jahe yang umum di Indonesia, yaitu jahe kuning/ putih yang disebut juga sebagai jahe biasa dan jahe merah. Jahe biasa memiliki nama latin Zingiber officinale. Sementara jahe merah bernama Zingiber officinale var. Rubrum.
1. Warna kulit, daging & rimpang
- Perbedaan yang paling terlihat pada jahe merah yakni memiliki rimpang, daging, dan kulit yang seluruhnya berwarna merah.
- Sementara itu jahe biasa memiliki daging berwarna kuning keputih-putihan, serta rimpangnya yang kuning kecoklatan.
2. Kandungan Nutrisi
- Kandungan nutrisi yang lebih hebat jika dibandingkan dengan jahe biasa (jahe putih). Jahe merah mengandung senyawa aktif dengan kadar tinggi, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, B1, B3, dan C, serta kandungan gingerol dan shogaol yang tinggi.
- Sementara jahe putih (jahe biasa) sebenarnya punya kandungan nutrisi yang sama seperti jahe merah. Namun kadarnya tidak seefektif jahe merah. Adapun kandungan sifat anti-kanker pada jahe biasa tergolong lebih tinggi daripada jahe merah.
3. Rasa
Baik jahe merah maupun jahe biasa sebenarnya sama-sama memiliki rasa yang khas. Perbedaannya adalah memiliki rasa yang lebih pedas daripada jahe biasa. Itulah mengapa lebih sering sebagai bahan baku minuman penghangat tubuh.
4. Khasiat
Memiliki khasiat dan keunggulannya sendiri. Jahe merah bagus untuk menjaga kesehatan jantung, menurunkan kadar kolesterol, menghambat enzim pemicu inflamasi, batuk menahun, hingga peradangan usus. Jahe merah juga aman jika konsumsi oleh ibu hamil karena bisa meredakan mual & sakit kepala.
Sementara jahe biasa (jahe putih) diunggulkan dalam mengatasi alzeimer dan infeksi bakteri, terutama yang terjadi pada mulut dan gusi.
BACA JUGA : Tanaman Jahe : Asal usul, Ciri-ciri, Jenis, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh
Kandungan jahe merah
Waktu panen setelah tua dan memiliki kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan. Senyawa identitas pada jahe merah adalah -gingerol dan 3R,5S- -gingerdiol. Kandungan gingerol lebih tinggi dibanding jahe lainnya.
Karakteristik bau dan aroma jahe berasal dari campuran senyawa zingeron, shogaol serta minyak atsiri dengan kisaran 1-3% dalam jahe segar. Sedangkan kepedasan dari jahe akibat adanya turunan senyawa non-volatil fenilpropanoid seperti gingeroldan shogaol. Zingeron mempunyai kepedasan lebih rendah dan memberikan rasa manis(Rehmen et al. 2011).

Komponen utama minyak atsiri jahe adalah seskuiterpenhidrokarbon, dan paling dominan adalah zingiberen (35%), kurkumen(18%), farnesen (10%), dan sejumlah kecil bisabolen dan β- seskuifellandren. Sejumlah kecil termasuk 40 hidrokarbon monoterpenseperti 1,8-cineole, linalool, borneol, neral, dan geraniol (Govindarajan, 1982).
Komposisi seskuiterpen hidrokarbon (92,17%), antara lain β-seskuifellandren (25,16%), cis-kariofilen (15,29%), zingiberene (13,97%), α-farnesen (10,52%), α- (7,84%) dan β- bisabolene (3,34%) dan lainnya.Selain itu, terkandung juga sejumlah kecil limonen (1,48 – 5,08%), dimanazingiberene dan β-seskuiterpen sebagai komponen utama dengan jumlah10 sampai 60%.
Dari penelitianEl-Baroty et al., (2010), ternyata minyak atsiri jahe mengandung komponen seskuiterpen hidrokarbon yang cukup tinggi,termasuk di dalamnya β-seskuifellandren (27,16%), kariofilen (15,29%),zingiberen (13,97%), α-farnesene (10,52%) dan ar-kurkumin (6,62%).Langner et al.,(1998) dan Evans (2002) menambahkan, sekitar 50 komponen telah dikarakterisasi dari jahe, antara lainmonoterpenoids [β-fellandren, (+)-kamfen, sineol, geraniol, kurkumen, sitral, terpineol, borneol) dan seskuiterpenoids (α-zingiberene (30–70%),β-sesquiphellandrene (15–20%), β-bisabolene (10–15%), (E-E)-α- farnesene, ar-kurkumen, zingiberol].
Beberapa karakteristik jahe merah dapat dilihat pada tabel.
Tabel Karakteristik Mutu Jahe Merah
Parameter | Jahe Merah | |
Segar | Simplisia | |
Kadar air (%) | 81,83 | 7,85 |
Kadar minyak (%) | 0,62 | 2,50 |
Kadar abu (%) | 10,23 | 6,35 |
Kadar gingerol (%) | 0,19 | 0,82 |
Sumber : Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (2012)
Beberapa senyawa, termasuk gingerol, shogaol dan zingeron memberikan aktivitas farmakologi dan fisiologis seperti efek antioksidan, antiinflammasi, analgesik, antikarsinogenik dan kardiotonik (Surh et al., 1999; Masuda et al., 1995).
Senyawa zingerone yang memberikan karakter sangat tajam dari rimpang jahe, sangat efektif terhadap Escheria coli penyebab diare, terutama pada anak-anak (Grontved et al., 1986). Singh et al., (2009)
Penutup
Jahe merah adalah varietas jahe yang unik dengan ciri-ciri khusus dan manfaat kesehatan yang signifikan. Penggunaannya dalam kuliner dan pengobatan telah lama diakui, dan pemahaman yang lebih baik tentang jenis jahe ini dapat membantu kita mengambil manfaat dari potensinya.