Pemilihan alat pengolahan tanah pertanian merupakan langkah penting dalam pertanian yang dapat memengaruhi keberhasilan pertumbuhan tanaman. Dalam memilih cara mengolah tanah, petani seringkali berhadapan dengan pertanyaan apakah menggunakan bajak atau rotary . Pertanyaan ini muncul terutama saat proses penggemburan dilakukan secara periodik pada saat penggantian tanaman baru setelah proses pemanenan. Proses ini dilakukan untuk persiapan tanam. Lahan harus digemburkan dan diratakan untuk dapat ditanami. Ada berbagai macam alat yang dapat digunakan untuk membantu proses ini. Di kalangan petani dikenal dua macam alat yang seringkali dipertanyakan, bagus diolah dengan bajak atau diolah dengan (pisau) rotari. Artikel ini akan membahas pertimbangan yang perlu dipertimbangkan dalam memilih antara bajak dan rotary tiller, serta keuntungan dan kelemahan masing-masing metode.
Bajak
Alat bajak atau plow merupakan alat pertanian yang menggunakan pisau tajam (share) untuk memotong dan mengangkat tanah. Kombinasi peralatan dengan tarikan oleh traktor atau hewan kerja. Peralatan bajak memotong tanah secara vertikal dan membentuk lembah atau alur bajak. Terdiri dari dua tipe yaitu tipe Bajak Sapi dan Bajak Piringan.
Bajak Sapi / Singkal / Luku
Mempunyai beberapa nama seperti bajak Sapi atau Singkal atau Luku. Hewan Sapi/Kerbau atau traktor biasa menarik alat ini sebagai pengganti proses mencangkul. Bajak terdiri dari tiga bagian utama.

- Bagian satu adalah mata bajak yang berguna untuk mendongkel/membongkar tanah. Mata bajak menentukan lebar kerja dan kedalaman hasil bajakan. Mata bajak yang berbentuk runcing akan mampu mendongkel tanah lebih dalam.
- Bagian kedua adalah daun bajak yang berguna untuk membuang dan membalik tanah. Bentuk dan lebar daun bajak akan mempengaruhi arah tanah dilempar. Pada lahan sawah yang ringan, biasa berdaun lebar dengan lebar kerja maksimum 15 – 20cm. Pada lahan kering biasa berdaun sempit dengan lebar kerja 5 -10 cm.
- Yang ketiga adalah peluncur, biasa di daerah sebutannya “rocket”. Batang di bagian bawah yang berfungsi untuk menjadi kelurusan gerak dari bajak.
Bajak piringan / Disc Plough
Ada juga bajak dengan menggunakan piringan (disc plough) yang cocok di lahan relatif gembur dengan kapasitas kerja yang lebih besar. Bila mata bajak bekerja dengan mendongkel tanah, bajak piringan bekerja dengan mengiris tanah, sehingga lebih ringan.

Pada trakor roda empat di bawah 90 HP bisa 5 piringan. Lebar kerja satu piringan sekitar 15 – 20 cm, tapi apabila memasang berderet bisa lebih besar kapasitasnya. Banyaknya piringan tergantung dari kedalaman dan kekuatan mesin penggerak. Pada traktor roda dua, biasa ada pemasangan dua piringan cukup populer dengan nama Bajak Parabola.

BACA JUGA : BAJAK PIRING / DISC PLOW Model AP-I
Rotary tiller
Rotary tiller atau rotari adalah alat untuk menggemburkan tanah dengan menggunakan pisau rotari (rotary blade). Sejumlah pisau yang pada sebuah as / shaft dan berputar untuk mencacah tanah. Ada berbagai macam bentuk pisau. Ada yang berbentuk seperti huruf C, J, L atau bahkan S.

Pemilihan jenis pisau akan menentukan tingkat kedalaman dan hasil cacahan. Lebar kerja sekitar 70 – 80 cm untuk traktor roda dua, Lebar kerja operasional akan lebih lebar apabila mesin penggerak lebih besar. BACA JUGA : Rotary Tiller – Implement Traktor Untuk Mengolah Tanah
Perbedaan hasil pengolahan tanah dengan bajak dan rotary
Pengendalian Gulma
- Menggunakan bajak
- Dari aspek penghilangan gulma, bajak lebih unggul. Bajak menghasilkan balikan tanah yang sempurna. Gulma dan rumput benar benar tertimbun dari tanah bagian bawah. Setelah pengendapkan beberapa waktu, gulma akan mati
- Menggunakan rotary
- Rotary tiller dengan pisau rotari yang berfungsi mencacah tanah, gulma dan rumput masih tinggal di atas permukaan tanah, dan siap tumbuh kembali dengan cepat.
BACA JUGA :
- Traktor Quick Zena, Multifungsi di Berbagai Lahan
- Traktor Rotary Quick Kronos, Tenaga Besar dan Lincah
- Traktor Bajak Sawah Model Quick Capung Meta
Pengolahan Tanah
- Menggunakan bajak
- Dari hasil bongkahan olahan, Bajak akan menghasilkan bongkahan tanah yang besar dan masih harus ada proses pecah dengan menggunakan gelebeg. Dari hasil pemecahan bongkahan, perataan tanah harus dengan menggunakan garu atau leveller, agar lahan siap langsung untuk penanaman. Umumnya garu berbentuk sisir.
- Kedalaman olahan sangat tergantung kondisi tanah. Pada kondisi tanah yang sama, bajak lebih mampu menghasilkan kedalaman olah yang lebih dalam daripada rotari. Dengan bajak, pengaturan kedalaman olah dapat sampai dengan kedalaman 30 cm.
- Pada kondisi sawah berair dan kondisi tanah yang berbentuk seperti bubur karena tanah selalu tergenang, bajak tidak dapat berfungsi baik karena tidak bisa membalik tanah.
- Pengolahan dengan rotary tidak memerlukan pengolahan dengan gelebeg. Hasil cacahan rotari berupa cacahan dan bongkahan yang kecil dan rata untuk siap langsung tanam. Di beberapa tempat, pemasangan garu di belakang pisau rotari untuk menghasilkan lahan rata yang siap tanam.
- Menggunakan rotary
- Pisau rotari umumnya mencapai kedalaman maksimum sampai 15 – 17 cm. Kedalaman olahan dengan rotari selain karena faktor jenis pisau, juga oleh kecepatan putar rotari dan kecepatan jalan. Ada beberapa pilihan tingkat kecepatan putaran rotari yang sesuai kebutuhan.
- Pada kondisi sawah berair dan kondisi tanah yang berbentuk seperti bubur karena tanah selalu tergenang, rotary dengan penggunaan roda besi yang cocok, memiliki keunggulan dengan tetap mencacah dan menghancurkan gulma.
Kesimpulan
Bajak dan rotary tiller adalah dua alat pertanian yang berbeda dalam desain, prinsip kerja, dan fungsi. Bajak untuk memotong dan mengangkat tanah secara vertikal, sementara rotary tiller untuk merobek, mencampur, dan menghaluskan tanah secara horizontal. Pemilihan antara bajak dan rotary tiller tergantung pada kebutuhan pengolahan tanah, ukuran lahan, dan tujuan pertanian.
