Pohon jengkol (Pithecollobium jiringa) dikenal masyarakat luas sebagai salah satu tanaman dengan buah yang berbau unik. Apalagi bagi para penggemar wisata kuliner nusantara, dipastikan tidak ada yang tidak menggenal buah jengkol. Karena jengkol ini sering dijadikan sebagai masakan khas yang unik sehingga banyak masyarakat yang menggilainya. Tetapi tidak sedikit pula masyarakat yang menjauhinya karena tidak menyukai aroma khasnya tersebut. Tumbuhan Jengkol termasuk dalam family mimosaceae (suku polong-polongan). Tumbuhan ini memiliki nama latin Pithecellobium jiringa dengan nama sinonimnya yaitu Archindendron jiringa, Pithecellobium lobatum Benth., dan Archindendron pauciflorumJengkol bukan hanya diolah menjadi beberapa jenis makanan, tapi juga karena jengkol memiliki banyak manfaat positif bagi kesehatan. Namun walaupun jengkol memiliki banyak manfaat, ternyata tidak semua orang menyukai jengkol. Salah satunya karena efek bau setelah memakan jengkol. Buah jengkol memang tidak memiliki bau namun setelah anda memakannya, efek bau akan mulai bermunculan dari tubuh anda. Mulai dari bau mulut, keringat, bahkan urin.Jengkol kadang memiliki harga cukup tinggi, karena ketersediaan barang yang terbatas. Untuk itulah, peluang untuk sukses dari jengkol sangat besar mengingat peluang jengkol di pasaran yang masih sangat besar.

Syarat tumbuh pohon jengkol
- Budidaya jengkol diawali dengan memahami syarat tumbuh tanaman. Jengkol dapat tumbuh dengan baik pada daerah dataran rendah hingga ketinggian 1.000 mdpl.
- Jenis tanah yang baik adalah tipe latosol, jika jengkol ditanam di tanah berpasir maka pertumbuhannya tidak akan optimal. Berdasarkan sistem Schimdt Ferguson, habitat pohon jengkol cocok berada di wilayah beriklim C dan D dengan kondisi lembab atau agak lembab.
- Tumbuhan jengkol tidak terlalu cocok dengan kondisi kemarau yang panjang.
Ada 2 cara mendapatkan bibit jengkol :
- Cara generatif

- Cara vegetatif.
Namun walaupun terdiri dari dua cara, hal yang harus diperhatikan diawal adalah pohon indukan. Pastikan pohon indukan yang bijinya diambil atau yang akan dicangkok adalah pohon indukan yang berkualitas dan berbuah banyak. Karena dengan begitu, sifat yang sama diharapkan akan menurun kepada bibit yang akan anda tanam nanti.
Tahap menanam pohon jengkol cara generatif
Berikut cara-cara yang bisa anda ikuti:
Persiapan bibit
- Persiapkan Polybag. Polybag adalah media semai yang paling umum digunakan. Selain mudah didapatkan, harga yang murah juga menjadikan polybag sebagai media tanam yang paling diminati.
- Persiapkan media tanam. Untuk media tanam, anda bisa menggunakan tanah gembur dengan campuran pupuk kandang sebagai pupuk dasar dengan perbandingan 1:1 yang mengisi seluruh bagian polybag.
- Masukkan biji jengkol kedalam media semai sedalam beberapa cm.
- Siram dengan air secara berkala,
- Setelah dua minggu ditanam, biasanya biji jengkol akan mulai mengeluarkan akar dan tunas mulai keluar permukaan tanah. Jika dirasa sudah cukup besar, anda bisa memindahkannya ke lahan yang lebih luas agar tumbuh secara maksimal.

Penanaman Jengkol
Pohon jengkol membutuhkan lahan tanam yang cukup luas serta cahaya matahari yang cukup. Meskipun termasuk tanaman yang mudah tumbuh, pohon jengkol akan lebih mudah tumbuh pada tempat yang ada didataran rendah. Di beberapa tempat pohon jengkol dapat tumbuh sangat tinggi dengan akar yang kuat.
Jika anda ingin membudidayakan pohon jengkol, ada baiknya sebelum pemindahan bibit dari tempat penyemaian ke lahan, lahan dilubangi terlebih dahulu.
Biasanya, lahan dilubangi dengan ukuran 40cm x 40cm dengan kedalaman 40cm.
Jika anda ingin menanam lebih dari satu pohon, usahakan jarak satu pohon dengan pohon lainnya sejauh 6 meter atau lebih agar ketika besar nanti pohon tetap mendapatkan ruang yang cukup untuk tumbuh.
Sebelum melakukan cara menanam jengkol, lubang yang sudah dibuat harus diisi dengan pupuk kandang terlebih dahulu dan dibiarkan selama 3-4 hari. Gunanya pemupukan ini adalah untuk memperkaya unsur hara yang ada didalam tanah sehingga nantinya akan mendukung pertumbuhan pohon jengkol anda.BACA JUGA:
- Manfaat Kacang Hijau dan Contoh Olahan Kacang Ijo
- Cara Membuat Susu Kacang Hijau / Sari Kacang Hijau
- Kacang Hijau : Asal Usul, Klasifikasi, Ciri-ciri dan Cara Menanam
- Teknik Budidaya Tanaman Kacang Hijau / Ijo
- Cara Membuat Tepung Kacang Merah dan Kandungan Gizi Kacang Merah
Penanaman di lahan terbuka ini merupakan salah satu hal yang mempengaruhi cepat atau tidaknya pertumbuhan pohon jengkol. Alasannya karena pohon jengkol memerlukan tanah yang lembab untuk tumbuh. Untuk itulah banyak petani jengkol yang menanam pohon jengkol pada saat awal-awal musim penghujan karena pada saat itu tingkat kelembapan tanah sangat terjaga.
Perawatan Pohon Jengkol
Sama seperti tanaman lainnya, perawatan pada pohon jengkol lebih ditekankan pada penyiangan gulma karena gulma dapat menyerap nutrisi yang ada didalam tanah yang dibutuhkan oleh pohon jengkol. Namun tentu saja, ada perawatan lain yang biasanya dilakukan untuk pohon jengkol untuk mencegah penyebaran penyakit dan hama.
Agar tumbuhan jengkol menghasilkan buah yang lebat, diperlukan kegiatan penyiangan , pemupukan, pemangkasan dan pengendalian hama penyakit. Penyiangan dilakukan dengan membasmi gulma dengan mencangkul tanah atau menggunakan herbisida.
Hama yang paling umum ditemui di pohon jengkol adalah semut kerangrang, ulat, dan jamur yang dapat mengganggu pertumbuhan daun dan buah jengkol. Salah satu cara yang paling ampuh untuk mencegah semut kerangrang membuat sarang di pohon jengkol adalah dengan deteksi dini. Jika sudah terlihat daun yang menggulung dan dikerubuti oleh semut kerangrang, anda harus segera memotongnya dan menjauhkannya dari pohon jengkol. Untuk ulat dan jamur, anda bisa mencegahnya dengan melakukan penyemprotan insektisida secara rutin.

Dalam masa perawatan, anda juga bisa memberikan pupuk lanjutan bagi pohon jengkol. Namun yang harus diperhatikan adalah waktu pemberian pupuk tersebut. Usahakan pemberian pupuk baru dilakukan setelah usia tanaman sudah 6 bulan di lahan terbuka.
Tanaman jengkol dapat diberi pupuk agar kebutuhan unsur haranya tercukupi. Kita dapat melakukannya pada awal musim hujan, yaitu campuran pupuk kandang, urea, TSP, dan KCL dengan perbandingan 2:1:1:1.
Pemangkasan dilakukan ketika pohon jengkol berumur 2 sampai 3 tahun agar pohon tidak tumbuh terlalu tinggi, percabangan tumbuh seimbang dan mendapatkan sinar matahari yang cukup. Selain itu, pengendalian hama dan penyakit juga perlu dilakukan. Beberapa hama perkebunan jengkol adalah semut, tupai dan ular. Sedangkan penyakit yang kerap menyerang adalah jamur dan blendok.
Panen Jengkol
Pohon jengkol yang berasal dari bibit vegetatif dan berusia 4 hingga 5 tahun umumnya telah menghasilkan buah yang dapat dipanen. Namun pada bibit generatif, pemanenan dilakukan pada usia pohon 7 atau 8 tahun. Jika dirawat dengan baik, jengkol dapat terus berproduksi hingga berumur 30 tahun.