Pada budidaya tanaman padi,masih banyak tantangan bagi petani salah satunya Organisme Penggangu Tumbuhan(OPT) seperti jamur yang bisa menyebabkan penyakit blas. OPT adalah momok yang mengerikan bagi petani karena dapat merusak tanaman. Penyakit Blas atau Busuk daun adalah salah satu OPT yang menyerang tanaman Padi. Busuk daun sendiri disebabkan oleh jamur Pyricularia Oriza.

Penyakit Blas Akibat Jamur PadiPenyakit blas adalah penyakit bercak daun pada tanaman padi yang disebabkan oleh cendawan Pyricularia grisea dikenal juga dengan nama Pricularia oryzae. Selain daun penyakit ini juga menyerang pelepah, batang dan bulir padi. Pada awalnya penyakit blas banyak menyerang tanaman padi darat (gogo), namun kini penyakit blast juga menyerang tanaman padi sawah.
Jamur P. grisea (Pricularia oryzae) dapat menginfeksi pada semua fase pertumbuhan tanaman padi mulai dari persemaian sampai menjelang panen. Pada fase bibit dan pertumbuhan vegetatif tanaman padi, P. grisea menginfeksi bagian daun dan menimbulkan gejala penyakit yang berupa bercak coklat berbentuk belah ketupat yang disebut blas daun. Pada fase pertumbuhan generatif tanaman padi, gejala penyakit blas berkembang pada tangkai/leher malai disebut blas leher. Perkembangan parah penyakit blas leher infeksinya dapat mencapai bagian gabah dan patogennya dapat terbawa gabah sebagai patogen tular benih (seed borne).

Jamur Blas (Pyricularia Oriza) dapat menyerang tanaman padi pada semua fase pertumbuhan. Mulai dari fase vegetative (umur 0-60 hst) penyerangan jamur ini biasanya pada daun atau yang kita kenal sebagai busuk daun atau blas daun. Pada fase Generatif (61-90 Hst) jamur ini menyerang bagian pelepah daun dan pada fase Pemasakan (91-120 hst) menyerang bagian leher atau malai buah.
Biologi dan Ekologi Jamur Penyebab Sakit Blas pada Padi
Pada kondisi lingkungan yang mendukung,satu siklus penyakit blas yaitu dimulai ketika spora jamur menginfeksi dan menghasilkan satu bercak pada tanaman padi dan berakhir ketika jamur bersporulasi dan menyebarkan spora baru melalui udara terjadi sekitar 1 minggu. Selanjutnya dari 1 bercak dapat menghasilkan ratusan sampai ribuan spora selama lebih dari 20 hari. Penyakit blas lebih menyukai kondisi periode embun yang panjang, kelembaban yang tinggi,dan temperature malam hari 22-29?C, penggunaan pupuk Nitrogen yang berlebihan serta tanah dalam kondisi kering yang agak lama.(Balitbang2015)
Pengendalian Penyakit Blas dengan Teknik Budidaya
Penanaman Benih Sehat dan Varietas Yang Resistan
Jamur Penyebab penyakit busuk daun dapat menular melalui benih. Sehingga pengendalian dapat lebih efektif bila sedini mungkin. Jangan gunakan pertanaman yang terinfeksi penyakit blas sebagai benih. Ini perlu penting sebagai syarat untuk kelulusan uji sertifikasi benih. Perlu perlakuan/pengobatan benih dengan fungisida.
Perlakuan benih dapat dengan cara perendaman benih (soaking) atau pelapisan benih (coating) dengan fungisida anjuran. Penggunaan varietas tahan sangatlah perlu untuk pengendalian sedini mungkin. adapun varietas yang tahan terhadap serangan penyakit blas diantaranya Inpari 21,Inpari 22, Inpari 26, Inpari 27, Logawa, Inpago 4,5,6,7,8. (Balitbang2015)
BACA JUGA : Varietas / Jenis Padi Unggulan di Indonesia
Cara Tanam
Jarak tanam yang tidak terlalu rapat atau system jajar legowo sangat penting untuk membuat kondisi lingkungan tidak menguntungkan bagi pathogen penyebab penyakit blas. Faktor pendukung lain seperti pengairan berselang ( intermiten). Sistem tersebut akan mengurangi kelembaban di sekitar kanopi tanaman. Penanaman terlalu rapat akan menciptakan kondisi lingkungan terutama suhu, kelembaban,dan aerasi yang menguntungkan bagi perkembangbiakan penyakit blas. (Balitbang2015)
Pemupukan
Kebiasaan petani menggunakan pupuk Nitrogen dengan dosis yang terlalu tinggi akan menyebabkan tanaman padi rentan terserang penyakit blas, oleh karena itu, perlu penggunaan pupuk berimbang dalam budidaya tanaman padi (Balitbang2015). Kalium dan phospat berperan dalam meningkatkan kekebalan tanaman terhadap serangan cendawan Pricularia oryzae,
Pengendalian Menggunakan Fungisida
Perlakuan benih dengan fungisida hanya bertahan selama 6 minggu, selanjutnya perlu pengendalian / penyemprotan tanaman. Dari hasil percobaan terhadap beberapa fungisida menunjukkan bahwa fungisida berbahan aktif mancozeb 80%, Isoprotional,Trisiklazole dan Thiophanate methyl efektif menekan perkembangan jamur penyebab penyakit blas. Penyemprotan menggunakan fungisida sebaiknya 2 kali pada fase vegetative anakan maksimum dan awal pembungaan. (Balitbang2015)
BACA JUGA:
- Tabel Pemupukan Padi Sawah
- Klasifikasi dan Morfologi Padi
- Daftar Hama Padi: Mengenal Ancaman pada Tanaman Padi dan Upaya Pengendaliannya
- Cara Pemupukan Padi Yang Tepat
Pencegahan
Sanitasi lingkungan dengan mejaga kebersihan lingkungan sawah dari gulma yang mungkin menjadi inang alternative dan membersihkan sisa-sisa tanaman yang terinfeksi merupakan anjuran cara mengingat pathogen dapat bertahan pada inang alternative dan sisa-sisa tanaman. (Balitbang2015)
