Kastrasi pada kelapa sawit merupakan salah satu praktik yang penting dalam perkebunan kelapa sawit modern. Kelapa sawit (Elaeis guineensis) adalah tanaman tropis yang menghasilkan tandan buah segar yang kaya akan minyak kelapa sawit. Kastrasi atau pemangkasan bunga jantan untuk mengendalikan pertumbuhan tanaman, meningkatkan produksi buah, dan mengoptimalkan kualitas minyak kelapa sawit.

Pengertian kastrasi
Tanaman kelapa sawit mulai mengeluarkan bunga setelah berumur 9 bulan, tergantung pertumbuhannya. Pada saat tersebut, bunga masih belum membentuk buah sempurna sampai tanaman berumur sekitar 24 bulan sehingga tidak ekonomis untuk pengolahan. Oleh sebab itu, perlu membuang semua bunga maupun buah yang keluar sampai dengan umur 24 bulan. Kastrasi adalah kegiatan membuang semua produk generatif yaitu bunga jantan, bunga betina dan seluruh buah, yang berguna untuk mendukung pertumbuhan vegetatif kelapa sawit.
Kastrasi merupakan pekerjaan penting sebelum tanaman beralih dari tanaman belum menghasilkan ke tanaman menghasilkan. Pada saat tersebut, bunga-bunga itu masih belum sempurna membentuk buah sampai tanaman berumur sekitar 23 bulan, sehingga tidak ekonomis untuk diolah.

Istilah lain untuk menyebut kastrasi pada kelapa sawit adalah ABLASI.
Tujuan Kastrasi
Kegiatan kastrasi pada tanaman yang baru mulai berbunga (12-24 bulan), dengan cara membuang bunga muda yang muncul setiap bulan. Jika lebih dari 50% pokok kelapa sawit telah mengeluarkan bunga (jantan dan atau betina), maka harus melakukan kastrasi. Jika terlambat maka ada bunga betina yang akan menjadi buah sehingga pupuk tanaman akan terserap untuk buah, padahal buah belum layak jual.
Manfaat dan tujuan kastrasi di perkebunan kelapa sawit adalah:
- Mengalihkan nutrisi untuk produksi buah yang tidak ekonomis ke pertumbuhan vegetatif, sehingga pada saat tanaman sudah menghasilkan, fisik tanaman sudah kokoh dan kuat;
- Memperkuat pokok sawit, karena pokok sawit yang telah dikastrasi cenderung lebih kuat dan seragam dalam pertumbuhannya;
- Mengalihkan hasil fotosintesis dari pertumbuhan generatif ke vegetatif sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan keseragaman tanaman;
- Menjaga sanitasi tanaman, sehingga tanaman menjadi lebih bersih, dengan demikian bisa menghambat atau mengurangi kemungkinan perkembangan hama dan penyakit seperti Tirathaba, Marasmius, tikus dan sebagainya;
- Menghasilkan pertumbuhan tajuk yang lebih cepat;
- Mempermudah proses penyerbukan bunga, karena bagian mahkota bunga lebih bersih;
- Menjaga sanitasi tanaman, sehingga tanaman menjadi lebih bersih, dengan demikian bisa menghambat atau mengurangi kemungkinan perkembangan hama dan penyakit seperti Tirathaba, Marasmius, tikus dan sebagainya;
- Buah yang dihasilkan tanaman menjadi lebih besar, berbobot dan seragam beratnya;
- Memaksimalkan fase vegetatif pada tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh pada fase generatif.
Cara Pelaksanaan kastrasi.
- Alat yang digunakan untuk proses kastrasi adalah chisel atau Irhotools, yaitu dodos dengan lebar mata 8 cm yang di ujungnya terdapat pengait kecil.
Peralatan kastrasi kelapa sawit. Cek di Tokopedia 
- Bunga yang sudah terpotong dengan dodos ini kemudian tarik dengan kait kecilnya.
- Kastrasi mulai saat tanaman berbunga (14 – 18 ) bulan sampai 26-30 bulan atau bila jumlah bunga hasil monitoring pada suatu blok sudah mencapai 50%.
- Buang semua bunga jantan dan betina sampai ketinggian 30 cm di atas tanah, pelepah jangan terpotong.
- Bunga yang masih kecil patahkan dengan mata pengait, sedangkan bunga yang sudah besar dengan alat dodos.
- Kumpulkan bunga-bunga tersebut dikumpulkan ke jalan pikul dan kalau sudah kering dibakar.
- Semua cabang kering dipotong mepet ke pangkal batang dengan alat dodos.
- Tandan bunga yang hasil kastrasi jangan letakkan di piringan tetapi serakkan di gawangan untuk menghindari kerusakan pelepah.
- Alat lain untuk membantu kastrasi adalah dodos kecil.
Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan kastrasi
- Dalam melakukan kastrasi harus memperhatikan agar pelepah daun jangan sampai terluka atau terpotong.
- Kumpulkan tandan bunga yang terpotong ke dalam karung goni, kemudian pendam dalam tanah.
- Untuk perhitungan kebutuhan tenaga kerja, kegiatan ini menggunakan rasio 1 -2 orang per hektar, akan tetapi rasio ini dapat berubah sesuai dengan kondisi tanaman yang ada di lahan
