Buah Matoa (Pometia pinnata) adalah salah satu jenis buah yang cukup populer di beberapa daerah di Indonesia. Meskipun tidak sepopuler buah-buahan tropis lainnya seperti mangga atau durian, buah matoa memiliki rasa yang unik dan khas yang patut dicoba. Dalam artikel ini, kita akan mengenali lebih dekat buah matoa, manfaat tanaman, mencari tahu ciri-ciri khasnya, mengklasifikasikannya dalam taksonomi, dan memahami syarat tumbuh yang dibutuhkannya.

Pengenalan pohon buah matoa
Pometia pinnata atau lebih dikenal dengan nama Matoa merupakan jenis tanaman famili Sapindaceae yang tersebar di wilayah Asia Tenggara (Malaysia dan Indonesia). Meski bisa tumbuh di seluruh daerah Indonesia, matoa lebih dikenal sebagai tanaman khas yang menjadi identitas flora bagi daerah Papua, tanaman ini sangat mudah dijumpai karena pohon matoa sebenarnya tumbuh secara liar di hutan-hutan Papua, penyebaran buah matoa hampir terdapat di seluruh wilayah dataran rendah hingga ketinggian ± 1200 m dpl. Selain di Papua, tanaman matoa tumbuh juga di Maluku, Sulawesi, Kalimantan, dan Jawa pada ketinggian hingga sekitar 1.400 meter di atas permukaan laut.
Orang Papua mengenal dua jenis Matoa, yaitu matoa Kelapa dan Matoa Papeda(matoa merah). Hal yang membedakan kedua jenis ini adalah tekstur buahnya, pada Matoa Kelapa buahnya kenyal dan padat seperti rambutan aceh, sedangkan Matoa Papeda memiliki tekstur buah yang berdaging lebih lengket dan lembek.
Sepintas, buah Matoa tampak seperti buah pinang yang memiliki kulit keras berwarna hijau, merah, dan hitam, serta berbentuk bulat lonjong dengan panjang sekitar 5-6 centimeter. Namun dalam hal rasa, Matoa memiliki citarasa manis dan wangi layaknya perpaduan antara rambutan, kelengkeng dan leci.Selain di Indonesia, matoa juga banyak tumbuh daerah iklim tropis dengan curah hujan tinggi. Buah khas ini dikenal juga dengan nama fiji longan, sama sama masuk dalam family Sapindaceae seperti buah rambutan, longan dan leci. Pohon matoa bisa mencapai ketinggian 12-50 meter, umumnya berbunga setahun sekali antara bulan Juli dan Oktober mengalami pematangan buah sampai 4 bulan.
Sedangkan nama daerah adalah Kasai, Kongkir, Kungkil, Ganggo, Lauteneng, Pakam (Sumatera); Galunggung, Jampango, Kasei, Landur (Kalimantan); Kase, Landung, Nautu, Tawa, Wusel (Sulawesi); Jagir, Leungsir, Sapen (Jawa); Hatobu, Matoa, Motoa, Loto, Ngaa, Tawan (Maluku); Iseh, Kauna, Keba, Maa, Muni (Nusa Tenggara); Ihi, Mendek, Mohui, Senai, Tawa, Tawang (Papua) .
<h3>Manfaat pohon buah matoa
Kandungan Gizi Buah Matoa
Dalam 100 gram penyajian buah matoa mempunyai kandungan gizi yang lengkap seperti air 70-80.5% Karbohidrat 15 -23%, lemak rendah 0.49 -0.8%, protein 0.9 -1.1% dan vitamin C 17 – 31 mg. Kandungan vitamin C ini sangat baik sebagai antioksidan, serta kandungan gizi yang tak kalah penting yaitu polifenol, saponin, tannin, flavonoid dan steroid.
Manfaat buah matoa
Banyak sekali manfaat matoa buat kesehatan, seperti mampu melawan penyakit HIV AIDS. Berdasarkan penelitian kandungan ekstrak etanol dari daun matoa terdapat kandungan senyawa proantosianidin yang diketahui memiliki aktivitas menghambat perkembangan virus HIV-1 IN dengan IC50 sebanyak 8,8 mg/mL, fungsinya sebagai antivirus dengan mengurangi sintesis RNA virus HIV.

Vitamin C dalam matoa sebagai antioksidan yang melawan terbentuknya radikal bebas yang menjadi penyebab kanker juga kandungan polifenol, saponin, tannin flavonoid, dan steroid dalam daun matoa menunjukkan aktivitas anti kanker yang positif.
Manfaat lain dari buah matoa adalah mencegah penyakit jantung koroner, Hipertensi, Hiperkolesterol, disentri dan meningkatkan fertilitas diuretic, juga sebagai anti-mikroba, anti-jamur dan analgesic.
Efek Samping Buah Matoa
1. Memicu DiabetesEfek samping yang pertama adalah dapat memicu diabetes. Jika anda mengonsumsinya secara terus dan berlebihan, buah ini berpotensi memicu penyakit diabetes. Sebab, buah matoa ini memiliki kadar glukosa yang lumayan tinggi, sehingga mampu meningkatakan kadar gula dalam tubuh.
Mengonsumsi buah matoa secara terkontrol, atau sekali dalam seminggu, justru akan lebih baik untuk menjaga kesehatan tubuh. Selain menambah stamina, juga mampu menambah vitamin dalam tubuh. Namun perlu diingat, jangan mengkonsumsinya dalam jumlah yang lebih. Sebab dapat berbahaya untuk kesehatan.
2. Menyebabkan Mual dan PusingEfek samping buah matoa saat dikonsumsi berlebihan selanjutnya adalah menyebabkan mual dan pusing. Banyak orang yang menyukai bahkan sampai mencari buah matoa sebab rasanya yang manis, lezat serta menyegarkan. Oleh karena itu, harus tetap membatasi dalam konsumsi buah matoa agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Kondisi ini akan membuat kesehatan menjadi menurun sehingga anda tidak bisa lagi mejalankan aktifitas.
Manfaat batang pohon matoa
Kayu dari pohon matoa juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Kayu matoa bersifat keras, berukuran besar, tegak, panjang hingga 40 meter, serta diameter hingga 1 meter.
Manfaat untuk lingkungan
Matoa adalah tanaman asli Indonesia dan sangat cocok untuk dijadikan tanaman penghijauan. Matoa sangat direkomendasikan karena dapat tumbuh di segala medan dan memiliki akar serta pangkal batang yang kuat. Selain itu, ternyata Matoa juga memiliki ketahanan terhadap segala jenis serangga.
Ciri-ciri / morfology buah matoa
Batang
Batang tanaman matoa mencapai tinggi 20 – 40 m, dan ukuran diameter batang dapat mencapai 1,8 meter. Batang silindris, tegak, warna kulit batang coklat keputih-putihan, permukaan kasar. Bercabang banyak sehingga membentuk pohon yang rindang, percabangan simpodial, arah cabang miring hingga datar.
Akar
Berakar tunggang dengan warna coklat.
Daun
Matoa berdaun majemuk, tersusun berseling 4 – 12 pasang anak daun. Saat muda daunnya berwarna merah cerah, setelah dewasa menjadi hijau, bentuk jorong, panjang 30 – 40 cm, lebar 8 – 15 cm.

Helaian daun tebal dan kaku, ujung meruncing (acuminatus), pangkal tumpul (obtusus), tepi rata. Pertulangan daun menyirip (pinnate) dengan permukaan atas dan bawah halus, berlekuk pada bagian pertulangan.
Bunga
Termasuk bunga majemuk berbentuk corong dan terdapat di ujung batang.
Putik bertangkai dengan pangkal membulat juga berwarna putih dengan mahkota terdiri 3 – 4 helai berbentuk pita berwarna kuning. (BPTP Papua, 2014).
Menurut Wambrau (2011), perbungaan terdapat di ujung ranting, kadang-kadang di bagian ketiak daun.
Braktea menyerupai bentuk segitiga sempit sampai benang.

Bunga yang paling atas soliter, tanpa brakteole, uniseksual, simetri radial;tangkai bunga terete, ramping, articulate, panjang dan tenggelam di dalam buah,sepal 5, ramping sampai lebih dari separuh bersatu, bagian kuncup mengatub, dua bagian terluar selalu lebih tipis dan lebih kecil; tepi rata, persisten pada buah; petal 5, umumnya pendek sampai panjang dan jelas, jika dibandingkan dengan kelopak, tidak atau berkuku keras, hampir rata, cakram dalam bentuk cincin, pulvinate, tidak bercuping, kurang lebih bergelombang; benang sari 5 (6), pada bunga jantan lebih panjang, menjarum, berambut terutama pada bagian paruh bawah atau licin, kepala sari rapat menyerupai bentuk pola kupu-kupu; ovarium 6 duduk, bentuk jantung, 2(-3) ruang, tangkai putik sama panjang atau lebih panjang dari ovarium, 1 bakal biji tiap ruang.
Tangkai bunga bulat, pendek berwarna hijau, dengan kelopak berambut hijau.
Benang sari pendek, jumlahnya banyak berwarna putih. Putik bertangkai dengan pangkal membulat juga berwarna putih dengan mahkota terdiri 3 – 4 helai berbentuk pita berwarna kuning. (BPTP Papua, 2014)
Buah
Buah matoa berbentuk oval yang terdiri dari kulit, daging buah dan biji dengan ukuran, warna kulit buah yang berbeda-beda sesuai jenisnya yaitu :
1. Pometia pinnata Forst
Diameter buah 2.2 – 2.9 cm, diameter biji 1.25 – 1.40 cm, buah muda berwarna hijau, setelah tua berwarna kuning kemerahan, hingga coklat. Pometia pinnata Forst mempunyai ciri berdaun lebar, buahnya dapat dimakan, tinggi bebas cabang umumnya sekitar 10 meter
2. Pometia corriaceae Radlk
Diameter buah 1.7-2.4 cm, buah muda berwarna hijau cerah, buah matang berwarna hijau tua. Pometia acuminata Radlk diameter buah 1.4-2 cm, buah mudah berwarna hijau buah matang berwarna merah kehitaman (Karyaatmaja etal,1997).
Pometia acuminata Radlk dan Pometia corriaceae memiliki ciri berdaun kecil tinggi bebas cabang lebih dari 10 meter, tajuk bulat diameter batang rata-rata 100 cm (Thomson et.al, 2006).<br />Matoa memiliki buah normal dan buah ganda dan adapula yang berukuran kecil (abnormal) yang melekat di bawahnya, ± ⅓ kali ukuran buah normal. Buah menempel langsung tanpa ditopang tangkai buah, sering memiliki satu ruang biji yang tidak merekah, halus, licin dan tidak berambut, merah sampai hitam saat ranum; kulit luar kasar, agak tipis; kulit tengah agak tebal dan bersari putih, semi transparan, rasa manis.
Buah yang kering memiliki retakan tidak beraturan menjadi dua serabut atau lapisan gabus, salah satunya di dalam pericarp dan yang lainnya menyelimuti biji. Biji bulat melonjong, coklat kemerahan, tersalut daging tipis arillode secara sempurna, diameter ± 5 mm. (Wambrau, 2011).
Parameter pembeda buah matoa yang berlaku pada masyarakat (Papua) adalah :1. Buah matoa hijauBuah matoa hijau disebut juga dengan sebutan matoa kelapa. Matoa Kelapa buahnya kenyal dan padat seperti rambutan aceh, dan mudah lepas bijinya.

2. Buah matoa kuning
Buah matoa kuning dikenal pula dengan matoa papeda dan buah matoa merah. Jenis matoa papeda berwarna kuning miliki ciri daging buah melekat pada biji. Matoa papeda memiliki tekstur buah yang berdaging lebih lengket dan lembek.

Sistem Penyerbukan Matoa
Tanaman matoa adalah tanaman yang Alogami atau umum disebut sebagai tanaman yang menyerbuk silang. Penyerbukan silang pada tanaman matoa mengakibatkan tanaman matoa memiliki keragaman yang sangat tinggi baik dari segi rasa, tekstur daging dan warna kulit.
Penyerbukan ini terjadi karena beberapa hal yaitu bunga jantan dan betina tidak masak bersamaan, kelamin jantan dan betina tidak dalam satu bunga, ketidakcocokan antara bunga jantan dan betina dalam satu pohon, sehingga terhalangnya untuk melangsungkan penyerbukan sendiri.
BACA JUGA : Budidaya Tanam Buah Melon: Panduan Lengkap
Catatan : Penyerbukan silang adalah berpindahnya serbuk sari dari suatu bunga tanaman lain ke kepala putik tanaman yang berbeda.
Pada proses persilangan, terjadinya perkawinan antara individu-individu yang berbeda karakter atau variasi, Sehingga terbentuknya keragaman genetik pada tanaman. Pada umumnya penyerbukan ini terjadi karena bantuan serangga dan angin .
Klasifikasi
Taksonomi pohon matoa sebagai berikut :
- Kingdom : Plantae
- Sub Kingdom : Viridiplantae
- Infra Kingdom : Streptophyta
- Super Divisi : Embryophyta
- Divisi : Tracheophyta
- Sub Divisi : Spermatophytina
- Kelas : Magnoliopsida
- Sub Kelas : Rosidae
- Ordo : Sapindales
- Famili : Sapindaceae
- Genus : Pometia
- Spesies : Pometia Pinnata
Syarat Tumbuh Pohon Matoa
Iklim
- Curah hujan yang tinggi (>1200 mm/tahun).
- Suhu 22 derajat hingga 28 derajat Celcius
- Cahaya dengan intensitas cahaya yang mengenai pohon matoa berkisar antara 70 – 100%.
Media tanam
- Matoa dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, mulai dari berlempung sampai berpasir, berbatu, dan berkarang dengan drainase baik
- sampai buruk (kadang tergenang)
- Tumbuh baik pada daerah yang kondisi tanahnya kering (tidak tergenang) dengan lapisan tanah yang tebal.
- Topografi tempat tumbuh matoa bervariasi dari datar, bergelombang, maupun pada daerah berlereng dengan kelerengan landai sampai curam.
- Beberapa pohon tumbuh di tepi sungai atau danau yang tanahnya selalu lembab, dan di pinggir jurang.(BPTPPapua, 2014).
Menurut Soetisna et.al., (1994), di luar habitat aslinya, pertumbuhan pohon matoa yang terbaik pada ketinggian 0- 120 m dpl; di hutan lindung Cyclop mulai dari ketinggian 50-70 m dpl dan berasosiasi dengan Intsia sp. , Planconella sp. dan Palaqium sp. (jenis-jenis dari suku Meliaceae).
Penutup
Demikianlah pengenalan, ciri-ciri, klasifikasi, dan syarat tumbuh buah
matoa. Buah ini memiliki potensi yang besar sebagai sumber nutrisi dan
pendapatan di daerah tropis, dan semakin banyak orang yang tertarik
untuk menanamnya di lahan mereka sendiri.
