Pupuk organik telah menjadi perbincangan hangat dalam dunia pertanian modern, sebagai alternatif yang ramah lingkungan dan berkelanjutan bagi petani. Menggunakan bahan-bahan alami seperti kompos, pupuk organik menawarkan sejumlah manfaat yang luar biasa, baik bagi tanah maupun tanaman. Artikel ini akan membahas secara rinci manfaat pupuk organik dan juga menjelajahi beberapa jenis pupuk organik yang umum.

Pupuk organik memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan pertanian dan mewujudkan pertumbuhan tanaman yang sehat. Salah satu manfaat utama pupuk organik adalah kemampuannya untuk meningkatkan kesuburan tanah secara alami. Pupuk ini membantu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan ketersediaan nutrisi, dan meningkatkan kapasitas penyerapan air. Selain itu, pupuk organik juga dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang bermanfaat dalam tanah, yang pada gilirannya meningkatkan keragaman hayati dan kehidupan tanah yang sehat.
Dengan demikian, pupuk organik bukan hanya memberikan manfaat bagi petani dan pertanian, tetapi juga membantu menjaga keseimbangan ekosistem pertanian secara keseluruhan.
Pengertian pupuk organik
Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Dapat berbentuk padat atau cair untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (sampah).

Kelebihan
- Meningkatnya produktivitas dari lahan pertanian. Karena dengan meningkatnya kadar kandungan bahan organik dan unsur hara yang ada dalam tanah, maka dengan sendirinya akan memperbaiki sifat, kimia dan biologi tadi tanah atau lahan pertanian.
- Semakin mudahnya melakukan pengolahan lahan karena tanah semakin baik.
- Harga lebih murah, bisa buat sendiri dan bahannya sangat mudah mendapatkannya.
- Mengandung unsur mikro yang lebih lengkap daripada dengan pupuk kimia
- Memberikan kehidupan bagi mikroorganisme tanah sehingga kesuburan tanah meningkat
- Mempunyai kemampuan dalam memobilisasi atau menjembatani hara yang ada di tanah sehingga akan membentuk partikel ion yang mudah terserap oleh tanaman.
- Mempunyai kemampuan dalam melepas hara tanah dengan sangat perlahan dan terus menerus, sehingga akan membantu mencegah terjadinya kelebihan suplai hara yang membuat tanaman keracunan.
- Menjaga kelembaban dari tanah, sehingga akan mengurangi tekanan atau tegangan struktur tanah pada tanaman.
- Membantu mencegah erosi lapisan atas tanah
- Mampu menjaga dan merawat tingkat kesuburan tanah
- Memberi manfaat untuk kesehatan manusia, karena banyak kandungan nutrisi dan lebih lengkap dan lebih banyak
- Pemberian pada tanah berpasir mengakibatkan daya ikat tanah meningkat.
- Beberapa ahli menyebutkan bahwa pemberian akan meningkatkan populasi musuh alami patogen sehingga akan menekan aktivitas saprofitik pathogen (organisme pengganggu tanaman).
BACA JUGA:Perangkat Uji Pupuk Organik (PUPO) Untuk Uji Pupuk Organik
Kekurangan
- Terutama pupuk kandang, masih sering mengandung biji-bijian tanaman pengganggu. Biji-bijian yang termakan ternak tidak akan tercerna sehingga dapat tumbuh mengganggu tanaman.
- Pupuk organik sering menjadi faktor pembawa hama penyakit karena mengandung larva atau telur serangga sehingga tanaman dapat terserang.
- Kandungan unsur hara dalam pupuk organik sulit untuk mengukurnya. Meski ada peralatan seperti Perangkat Uji Pupuk Organik (PUPO) yang bisa Anda pesan Alat Bantu Analisis Kadar Pupuk Organik
- Respon tanaman terhadap pupuk organik lebih lambat, karena pupuk organik bersifat slow release.
- Penerapan hasil bioteknologi, seperti pupuk mikroba, masih jarang . Sehingga penambahan jumlah mikroorganisme dalam tanah kurang optimal.
- Jika jenis pupuk masih mentah maka bahan nutrisi malah menjadi makanan mikroba. Sehingga unsur hara tanaman menjadi berkurang mikroba-mikroba dari kompos mentah sudah memakan terlebih dahulu.
Jenis pupuk organik
1. Pupuk kandang
Pupuk kandang adalah salah satu jenis pupuk organik yang sering digunakan karena mudah didapatkan dan murah. Sumber pupuk ini berasal dari kotoran hewan ternak maupun unggas seperti sapi, kerbau, kambing, domba, kuda, kelinci dan ayam. Jenis pupuk ini efektif untuk menyuburkan tanah dan tumbuhan karena mengandung banyak unsur hara atau nutrisi makro seperti fosfor, nitrogen, dan kalium, serta unsur mikro seperti magnesium, sulfur, kalsium, besi, natrium, molibdenum, dan tembaga.
2. Pupuk hijau
Pupuk hijau adalah jenis pupuk organik yang berbahan dasar dari tanaman atau tumbuhan hijau. Tanaman yang dimanfaatkan sebagai pupuk hijau bisa berasal dari tanaman hasil sisa panen atau tanaman biasa yang dimanfaatkan sebagai pupuk. Jenis tanaman apapun sebenarnya bisa dijadikan sumber pupuk hijau. Namun, jenis kacangan-kacangan lebih sering digunakan karena tanaman ini memiliki kandungan nitrogen yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya. Selain itu, kacang-kacangan juga mudah terurai sehingga penyediaan hara menjadi lebih cepat. Pupuk jenis ini juga dipakai karena efektif untuk membantu meningkatkan kualitas dan produktivitas tanah sebagai media tanam tumbuhan.
3. Pupuk kompos
Pupuk kompos terbentuk dari sisa bahan yang berasal dari tumbuhan, hewan, dan limbah organik secara alami dengan cara dekomposisi atau fermentasi. Materi yang terurai melalui proses biologis ini melibatkan bantuan mikroorganisme (jamur, bakteri, atau kapang) dan makroorganisme (cacing tanah). Seperti Bokashi, kompos jerami dan trico kompos.
BACA JUGA:
4. Pupuk hayati
Pupuk mikrobiologis (biofertilizer) adalah pupuk yang bekerja dengan memanfaatkan organisme hidup. Memang bukan pupuka secara langsung meningkatkan kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi ke dalam tanah. Fungsi dari pupuk ini antara lain untuk membantu memperbaiki struktur tanah dan memproduksi nutrisi bagi tanah dan tanaman, serta memangkas pertumbuhan parasit bagi tanaman.
5. Humus
Humus adalah unsur organik yang berasal dari proses dekomposisi atau pelapukan dari daun-daunan dan ranting tanaman yang membusuk. Selain dedaunan dan ranting pohon yang berjatuhan, untuk membuat humus diperlukan bahan baku seperti limbah dari pertanian dan peternakan, makanan, kayu, atau sampah rumah tangga. Humus dapat membantu meningkatkan kadar air tanah, mencegah erosi, serta mempercepat proses penghancuran senyawa beracun dalam tanah.
6. Pupuk serasah
Pupuk serasah adalah jenis pupuk alami yang memiliki senyawa berbasis karbon yang terbuat dari limbah organik nabati atau komponen tanaman yang sudah tidak lagi terpakai dan berubah warna dan bentuk, seperti jerami, sabut kelapa, dan rumput. Sebutannya sebagai pupuk penutup tanah karena dapat diletakkan di atas permukaan tanah. Selain dapat membantu menyuburkan tanah, pupuk serasah juga bermanfaat untuk menjaga kelembapan dan tekstur tanah agar tetap baik dan mencegah penyakit pada tanaman akibat air hujan.
7. Pupuk organik cair
Terbuat dari urine ternak atau hasil dari proses fermentasi bahan-bahan organik seperti buah-buahan busuk dan bahan pupuk organik lainnya. Jenis pupuk cair biasanya sebagai pelengkap dengan cara semprotkan ke daun atau siramkan pada permukaan tanah dekat tanaman. Pada umumnya, bahan baku pembuatan pupuk ini sama dengan pupuk organik lainnya yang berbentuk padat. Namun, pupuk jenis ini ditambahkan air dengan proses perendaman serta beberapa proses lainnya, sehingga menghasilkan pupuk cair. Jenis pupuk ini digemari karena praktis dan mudah digunakan.
BACA JUGA : Info Umum Menanam Kelapa Sawit : Dari Benih Hingga Panen
8. Pupuk guano
Pupuk guano adalah jenis pupuk alami yang dihasilkan dari kotoran kelelawar atau guano. Kotoran tersebut mengendap lama di dalam gua dan bercampur dengan tanah serta bakteri pengurai di sarang kelelawar.