Budidaya Tanaman Padi Sawah Secara Umum

Yuk Bagikan ..

Tanaman padi dalam artikel ini merupakan tanaman dengan nama spesies Oryza sativa. Ada spesies padi lain yakni O. glaberrima yang berasal dari Afrika Barat.  Padi adalah salah satu tanaman pangan terpenting di dunia. Merupakan makanan pokok bagi sebagian besar populasi di Asia, padi juga menjadi sumber utama karbohidrat bagi miliaran orang di seluruh dunia. Tanaman padi telah jadi budidaya selama ribuan tahun dan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan kehidupan masyarakat di daerah pertanian.

padi

Tanaman padi sawah, atau padi basah, merupakan salah satu metode utama dalam budidaya padi. Sawah adalah lahan dengan sistem irigasi yang memungkinkan pengaturan dan pengontrolan tingkat air sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan optimal tanaman padi. Budidaya padi sawah memiliki sejarah panjang dan telah berkembang menjadi praktik yang sangat terorganisir dan efisien.

Pengertian Padi

Padi adalah tanaman semusim yang termasuk dalam keluarga Poaceae atau rumput-rumputan. Tanaman padi merupakan salah satu sumber utama bahan pangan bagi manusia.

Padi memiliki peranan yang sangat penting dalam menyediakan karbohidrat, yang merupakan sumber energi utama dalam diet manusia.Tanaman padi memiliki ciri-ciri khas, seperti batang yang tinggi dan ramping, daun yang lebar dan panjang, serta bulir-bulir yang terdapat di malai atau bulir padi. Biasanya, padi tumbuh di daerah dengan iklim tropis dan subtropis, dan membutuhkan kelembapan yang cukup untuk tumbuh dengan baik.

Tanaman padi ada di berbagai negara, terutama di Asia,  padi menjadi makanan pokok bagi banyak penduduk di kawasan tersebut. Padi memiliki banyak jenis dan varietas yang berkembang di berbagai wilayah.

Jenis padi

Beberapa jenis padi yang umum  antara lain padi gogo, padi hibrida, padi pulut, padi aromatik, dan padi organik. Setiap jenis padi memiliki karakteristik yang berbeda, termasuk ukuran dan bentuk bulir, warna, aroma, dan tekstur beras.

Padi juga memiliki nilai budaya dan historis yang sangat penting. Budaya pertanian padi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di daerah pertanian. Proses penanaman, pemeliharaan, dan panen padi sering kali melibatkan tradisi dan kearifan lokal  dari generasi ke generasi. Selain menjadi sumber pangan, padi juga memiliki manfaat lain.

Sisa-sisa tanaman padi yang tidak terpakai setelah panen, seperti jerami dan sekam, bermanfaat sebagai pakan ternak, bahan baku industri, atau bahan baku pembuatan bioenergi. Oleh karena itu, padi juga memiliki peran penting dalam pengembangan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.

Syarat Umum Tumbuh Padi

Padi merupakan tanaman yang membutuhkan kondisi lingkungan tertentu untuk tumbuh dengan baik. Tanah yang subur dan kaya akan nutrisi, kelembapan yang cukup, dan suhu yang sesuai adalah faktor penting dalam budidaya padi yang berhasil. Biasanya, penanaman padi  pada musim hujan atau musim penghujan, curah hujan yang cukup memastikan pasokan air yang memadai bagi pertumbuhan tanaman.

  1. Tumbuh di daerah tropis/subtropis pada 45 derajat LU sampai 45 derajat LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan.
  2. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun. Menanam padi juga bisa  di musim kemarau . Pada musim kemarau produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah prduksi dapat menurun karena penyerbukan kurang intensif.
  3. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperatur 22-27 derajat C sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperatur 19-23 derajat Celcius.
  4. Tanaman padi memerlukan penyinaram matahari penuh tanpa naungan.
  5. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan tanaman.

Proses Penanaman Padi

Proses budidaya padi sawah melibatkan beberapa tahap penting, termasuk persiapan lahan, penanaman bibit padi, pemeliharaan tanaman, dan panen. Persiapan lahan mencakup pengeringan dan penggemburan tanah, serta pengaturan saluran irigasi. Penanaman bibit padi dalam jarak yang teratur di lahan persiapan, dan kemudian perawatan dengan pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta pengaturan air yang tepat.

Tahap Penyemaian

1. Memilih Tempat Penyemaian

Tempat untuk membuat pesemaian merupakan syarat yang perlu perhatian  agar memperoleh bibit yang baik, dengan ketentuan sebagai berikut:

  • Tanahnya harus yang subur, banyak mengandung humus, dan gembur.
  • Tanah itu harus tanah yang terbuka, tidak terlindung oleh pepohonan, sehingga menerima sinar matahari maksimal.
  • Dekat dengan sumber air terutama untuk pesemaian basah, sebab pesemaian banyak membutuhkan air. Sedangkan pesemaian kering , maksudnya  mudah mendapatkan air untuk menyirami apabila persemaian itu mengalami kekeringan.

Apabila areal penanaman  cukup luas sebaiknya tempat pembuatan pesemaian tidak berkumpul menjadi satu tempat tetapi memencar. Hal itu untuk menghemat biaya atau tenaga pengangkutannya.

BACA JUGA: 


2. Mengerjakan Tanah Untuk Pesemaian

Pengerjaan tanah pesemaian harus mulai  kurang lebih 50 hari sebelum penanaman. Karena adanya dua jenis padi, yaitu padi basah dan padi kering, maka tanah pesemaian juga terbagi atas pesemaian basah dan pesemaian kering.

Pesemaian Basah

Dalam membuat tanah sawah basah persemaian seharusnya benar-benar subur. Rumput dan jerami yang masih ada  harus dibersihkan terlebih dahulu. Kemudian banjiri sawah, tujuannya adalah agar tanah menjadi lembut, rumput akan tumbuh menjadi mati, dan berbagai serangga yang dapat merusak bibit mati pula.

Selain itu, jika tanah cukup lembut dan proses bajak berkali kali hingga halus. Pada saat itu juga juga membuat dan memperbaiki tanggul dan pematang sawah. Sebagai tindakan dasar persemaian luas harus sekitar 1/20 dari areal tanam padi.
Jadi, ketika area padi 1 ha, area pembibitan adalah 1/20 x 10 000 m² = 500 m². Kebutuhan benih  adalah sekitar 75 gram biji per 1 m², atau sebanyak kurang lebih 40 kg.

Pesemaian Kering

Prinsip pembuatan pesemaian kering sama dengan pesemaian basah. Rumput-rumput dan sisa-sisa jerami yang ada harus proses pembersihkan terlebih dahulu. Tanah bolak-balik  dengan proses bajak dan garu, atau bisa dan halus. juga memakai cangkul yang terpenting tanah menjadi gembur.

Setelah tanah menjadi halus, ratakan dan buat bedengan-bedengan. Adapun ukuran bedengan sebagai berikut :  Tinggi 20 cm, lebar 120 cm, panjang 500-600 cm.

Antara bedengan yang satu dengan yang lain beri jarak 30 cm sebagai selokan yang dapat untuk memudahkan : Penaburan biji, pengairan, pemupukan, penyemprotan hama, penyiangan, dan pencabutan bibit.

3. Penaburan benih padi

Untuk memilih biji-biji yang bertunas dan tidak, biji harus rendam dalam air. Biji-biji yang bertunas akan tenggelam sedangkan yang biji-biji yang hampa akan terapung. Dan biji-biji yang terapung bisa dibuang. Maksud perendaman selain memilih biji yang bertunas, biji juga agar cepat berkecambah. Lama perendaman cukup 24 jam, kemudian ambil biji dari rendaman lalu peram dibungkus memakai daun pisang dan karung. Pemeraman biarkan selama 8 jam.

Apabila biji sudah berkecambah dengan panjang 1 mm, maka biji disebar ditempat pesemaian. Diusahakan agar penyebaran biji merata, tidak terlalu rapat dan tidak terlalu jarang. Apabila penyebarannya terlalu rapat akan mengakibatkan benih yang tumbuh kecil-kecil dan lemah, tetapi penyebaran yang terlalu jarang biasanya menyebabkan tumbuh benih tidak merata.

4. Pemeliharaan Pesemaian
  • Pengairan
    • Pada pesemaian basah, begitu biji ditaburkan terus digenangi air selama 24 jam, baru dikeringkan. Genangan air dimaksudkan agar biji yang disebar tidak berkelompok-kelompok sehingga dapat merata. Adapun pengeringan setelah penggenangan selama 24 jam itu dimaksudkan agar biji tidak membusuk dan mempercepat pertumbuhan.
    • Pada pesemaian kering, pengairan dilakukan dengan air rembesan. Air dimasukan dalam selokan antara bedengan-bedengan, sehingga bedengan akan terus-menerus mendapatkan air dan benih akan tumbuh tanpa mengalami kekeringan. Apabila benih sudah cukup besar, penggenangan dilakukan dengan melihat keadaan. Pada bedengan pesemaian bila banyak ditumbuhi rumput, perlu digenangi air. Apabila pada pesemaian tidak ditumbuhi rumput, maka penggenangan air hanya kalau memerlukan saja.
  • Pengendalian Hama dan penyakit
    • Untuk menjaga kemungkinan serangan penyakit, pesemaian perlu disemprot dengan Insektisida 2 kali, yaitu 10 hari setelah penaburan dan sesudah pesemaian berumur 17 hari.

Tahap Pengolahan Tanah Atau Lahan Calon Tanam Padi

Pengolahan tanah

Pengolahan tanah untuk penanaman padi harus sudah siap sejak dua bulan penanaman. Pelaksanaannya dapat dengan dua macam cara yaitu  :

  • Pengolahan tanah sawah tradisional
    • Pengolahan tanah sawah dengan cara tradisional, yaitu pengolahan tanah sawah dengan alat-alat sederhana seperti sabit, cangkul, bajak dan garu yang semuanya oleh manusia atau dengan bantuan binatang misalnya, kerbau dan sapi.
  • Pengolahan tanah sawah modern
    • Pengolahan tanah sawah dengan cara modern yaitu pengolahan tanah sawah dengan mesin. Dengan traktor dan alat-alat pengolahan tanah yang serba dapat kerja sendiri.

1. Pembersihan

Sebelum mencangkul  tanah sawah,  bersihkan lebih dahulu dari jerami-jerami atau rumput-rumput yang ada. Kumpulkan di satu tempat atau dijadikan kompos. Sebaiknya jangan dibakar, sebab pembakaran jerami itu akan menghilangkan zat nitrogen yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman.

2. Pencangkulan

Sawah yang akan dicangkul harus digenangi air terlebih dahulu agar tanah menjadi lunak dan rumput-rumputnya cepat membusuk. Pekerjaan pencangkulan ini dilanjutkan pula dengan perbaikan pematang-pematang yang bocor.

3. Pembajakan

Sebelum pembajakan, genangi sawah-sawah dengan  air lebih dahulu. Pembajakan mulai dari tepi atau dari tengah petakan sawah yang dalamnya antara 12-20 cm. Tujuan pembajakan adalah mematikan dan membenamkan rumput, dan membenamkan bahan-bahan organis seperti : pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos sehingga bercampur dengan tanah. Selesai pembajakan sawah,  genangi air lagi selama 5-7 hari untuk mempercepat pembusukan sisa-sisa tanaman dan melunakan bongkahan-bongkahan tanah.

4. Penggaruan

Pada waktu penggaruan sawah, kurangi genangan air . Sehingga cukup hanya untuk membasahi bongkahan-bongkahan tanah saja. Penggaruan berulang-ulang sehingga sisa-sisa rumput terbenam dan mengurangi perembesan air ke bawah.

Setelah penggaruan pertama selesai, sawah genangi air lagi selama 7-10 hari, selang beberapa hari adakan pembajakan yang kedua. Tujuannya yaitu: meratakan tanah, meratakan pupuk dasar yang terbenam, dan pelumpuran agar menjadi lebih sempurna.

Teknik Penanaman Padi

Pemilihan Bibit

Pekerjaan penanaman  mulai dengan pekerjaan pencabutan bibit di pesemaian. Bibit  yang sudah berumur 25-40 hari (tergantung jenisnya), berdaun 5-7 helai. Sebelum pesemaian 2 atau 3 hari, genangi air tanah agar tanah menjadi lunak dan memudahkan pencabutan.

Caranya, 5 sampai 10 batang bibit kita pegang menjadi satu kemudian tarik ke arah badan kita, usahakan batangnya jangan sampai putus.

Ciri-ciri bibit yang baik antara lain :

  1. Umurnya tidak lebih dari 40 hari
  2. Tingginya kurang lebih dari 40 hari
  3. Tingginya kurang lebih 25 cm
  4. Berdaun 5-7 helai
  5. Batangnya besar dan kuat
  6. Bebas dari hama dan penyakit

Langkah penanaman bibit padi

budidaya tanam padi
  •  Bibit yang telah tercabut lalu ikat dalam satu ikatan besar untuk memudahkan pengangkutan. Bibit yang sudah tercabut harus segera tanam, jangan sampai bermalam.
  • Penanaman padi yang baik harus menggunakan larikan ke kanan dank e kiri dengan jarak 20 x 20 cm, hal ini untuk memudahkan pemeliharaan, baik penyiangan atau pemupukan dan memungkinkan setiap tanaman memperoleh sinar matahari yang cukup dan zat-zat makanan secara merata.
  • Dengan berjalan mundur tangan kiri memegang bibit, tangan kanan menanam, tiap lubang 2 atau 3 batang bibit, dalamnya kira-kira3 atau 4 cm. usahakan penanaman tegak lurus jangan sampai miring.
  • Usahakan penanaman bibit tidak terlalu dalam ataupun terlalu dangkal. Bibit yang tanam terlalu dalam akan menghambat pertumbuhan akar dan anakannya sedikit.
  • Bibit yang tanam terlalu dangkal akan menyebabkan mudah rubuh atau hanyut oleh aliran air. Dengan demikian jelas bahwa penanaman bibit yang terlalu dalam maupun terlalu dangkal akan berpengaruh pada hasil produksi.

Pemeliharaan Tanaman Padi

Pengairan

Air merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan tanaman padi sawah. Masalah pengairan bagi tanaman padi sawah merupakan salah satu factor penting yang harus mendapat perhatian penuh demi mendapat hasil panen yang akan datang.

Air yang dipergunakan untuk pengairan padi di sawah adalah air yang berasal dari sungai, sebab air sungai banyak mengandung lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna untuk menambah kesuburan tanah dan tanaman. Air yang berasal dari mata air kurang baik untuk pengairan sawah, sebab air itu jernih, tidak mengandung lumpur dan kotoran.
Memasukan air kedalam sawah dapat dengan cara sebagai berikut :

  1. Masukkan air  ke petakan-petakan sawah adalah air yang berasal dari saluran sekunder. Air masukan ke petakan sawah melalui saluran pemasukan, dengan menghentikan lebih dahulu air pada saluran sekunder.
  2. Untuk menjaga agar genangan air di dalam petakan sawah itu tetap, jangan lupa dibuat pula lubang pembuangan. Lubang pemasukan dan lubang pembuangan tidak boleh dibuat lurus.
  3. Hal ini dimaksudkan agar ada pengendapan lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman. Apabila lubang pemasukan dan lubang pembuangan itu dibuat lurus, maka air akan terus mengalir tanpa adanya pengendapan.

Pada waktu mengairi tanaman padi di sawah, dalamnya air harus diperhatikan dan disesuaikan dengan umur tanaman tersebut. Kedalaman air hendaknya diatur dengan cara sebagai berikut :

  • Tanaman yang berumur 0-8 hari dalamnya air cukup 5 cm.
  • Tanaman yang berumur 8-45 hari dalamnya air dapat tambahan hingga 10-20 cm.
  • Tanaman padi yang sudah membentuk bulir dan mulai menguning dalamnya air maksimal hingga 25 cm. setelah itu kurangi sedikit demi sedikit.
  • 10 hari sebelum panen sawah dikeringkan sama sekali. Agar padi dapat masak bersama-sama.

Penyiangan dan Penyulaman

Setelah penanaman, Apabila tanaman padi ada yang mati harus segera ganti (tanam sulam). Tanaman sulam itu dapat menyamai yang lain, apabila penggantian bibit baru jangan sampai lewat 10 hari sesudah tanam.

Selain penyulaman yang perlu adalah penyiangan agar rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman padi tidak bertumbuh banyak dan mengambil zat-zat makanan tanaman padi. Penyiangan dua kali yang pertama setelah padi berumur 3 minggu dan yang kedua setelah padi berumur 6 minggu.

Pemupukan

Pemupukan bertujuan untuk menambah zat-zat dan unsur-unsur makanan kebutuhan  tanaman di dalam tanah. Untuk tanaman padi, jenis pupuk  antara lain:

  1. Pupuk organik, berikan sebagai pupuk dasar  7-10 hari sebelum tanaman dapat  menggunakan pupuk organik, misalnya: pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos. Banyaknya kira-kira 10 ton / ha.
  2. Pemberian pupuk buatan sesudah tanam, misalnya: ZA/Urea, DS/TS, dan ZK. Adapun manfaat pupuk tersebut sebagai berikut:
  3. ZA/Urea : menyuburkan tanah, mempercepat tumbuhnya anakan, mempercepat tumbuhnya tanaman, dan menambah besarnya gabah.
  4. DS/TS : mempercepat tumbuhnya tanaman, merangsang pembungaan dan pembentukan buah, mempercepat panen.
  5. ZK : memberikan ketahanan tanaman terhadap hama / penyakit, dan mempercepat pembuatan zat pati.

Pengendalian Hama Dan Penyakit

Hama di Persemaian Basah (untuk padi sawah)

1. Hama putih (Nymphula depunctalis)

Gejala : menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi.
Pengendalian:

  • Pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun;
  • Penyemprotan insektisida Kiltop 50 EC atau Tomafur 3G.

2. Padi trip (Trips oryzae)

Gejala : daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi.
Pengendalian : insektisida Mipein 50 WP atau Dharmacin 50 WP.

3. Ulat tentara (Pseudaletia unipuncta, berwarna abu-abu; Spodoptera litura, berwarna coklat hitam; S. exempta, bergaris kuning)

Gejala : ulat memakan helai daun, tanaman hanya tinggal tulang-tulang daun.
Pengendalian: cara mekanis dan insektisida Sevin, Diazenon, Sumithion dan Agrocide.

Hama di Sawah

1. Wereng

Wereng penyerang batang padi : wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera).
Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi. Saat ini hama wereng paling jadi momok bagi petani di Indonesia. Wereng ini dapat menularkan virus.
Gejala : tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tnaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil.
Pengendalian:

  • Bertanam padi serempak
  • Menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR 64, Cimanuk, Progo dsb,
  • Membersihkan lingkungan
  • Melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah.
  • Penyemprotan insektisida Applaud 10 WP, Applaud 400 FW atau Applaud 100 EC.
2. Walang sangit (Leptocoriza acuta)

Menyerang buah padi yang masak susu.
Gejala : dan menyebabkan buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada daun terdapat bercak bekas isapan dan buah padi berbintik-bintik hitam.
Pengendalian

  • Bertanam serempak
  • Peningkatan kebersihan
  • Mengumpulkan dan memunahkan telur
  • Melepas musuh alami seperti jangkrik;
  • Menyemprotkan insektisida Bassa 50 EC, Dharmabas 500 EC, Dharmacin 50 WP, Kiltop 50 EC.
3. Kepik hijau (Nezara viridula)

Menyerang batang dan buah padi.
Gejala : pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang terserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu.
Pengendalian : mengumpulkan dan memusnahkan telurtelurnya, penyemprotan insektisida Curacron 250 ULV, Dimilin 25 WP, Larvin 75 WP.

4. Hama tikus (Rattus argentiventer)

Tanaman padi akan mengalami kerusakan parah apabila terserang oleh hama tikus dan menyebabkan penurunan produksi padi yang cukup besar. Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah.
Gejala : adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat di tengah petak tidak ada tanaman.
Pengendalian: pergiliran tanaman, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu, penggunaan pestisida dengan tepat, intensif dan teratur, memberikan umpan beracun seperti seng fosfat yang campur dengan jagung atau beras.

5. Burung

Burung (manyar Palceus manyar, gelatik Padda aryzyvora, pipit Lonchura lencogastroides, peking L. puntulata, bondol hitam L. ferraginosa dan bondol putih L. ferramaya).  Menyerang padi menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan.
Pengendalian: mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.

Pengendalian Penyakit

1. Bercak daun coklat

Penyebab: jamur (Helmintosporium oryzae).
Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati.
Pengendalian:

  • Merendam benih di dalam air panas, pemupukan berimbang, menanam padi tahan penyakit ini, menaburkan serbuk air raksa dan bubuk kapur (2:15);
  • Dengan insektisida Rabcide 50 WP.
2. Blast

Penyebab: jamur Pyricularia oryzae.
Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Serangan menyebabakn daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk. Proses pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa.
Pengendalian:

  • Membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandirim IR 48, IR 36, pemberian pupuk N di saaat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir;
  • Menyemprotkan insektisida Fujiwan 400 EC, Fongorene 50 WP, Kasumin 20 AS atau Rabcide 50 WP.
3. Penyakit garis coklat daun (Narrow brown leaf spot.)

Penyebab: jamur Cercospora oryzae.
Gejala: menyerang daun dan pelepah. Tampak gari-garis atau bercak-bercak sempit memanjang berwarna coklat sepanjang 2-10 mm. Proses pembungaan dan pengisian biji terhambat.
Pengendalian:

  • Menanam padi tahan penyakit ini seperti Citarum, mencelupkan benih ke dalam larutan merkuri;
  • Menyemprotkan fungisida Benlate T 20/20 WP atau Delsene MX 200.
4. Busuk pelepah daun

Penyebab: jamur Rhizoctonia sp.
Gejala: menyerang daun dan pelepah daun, gejala terlihat pada tanaman yang telah membentuk anakan dan menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun. Penyakit ini tidak terlalu merugikan secara ekonomi.
Pengendalian:

  • Menanam padi tahan penyakit ini;
  • Menyemprotkan fungisida pada saat pembentukan anakan seperti Monceren 25 WP dan Validacin 3 AS.
5. Penyakit fusarium

Penyebab: jamur Fusarium moniliforme.
Gejala: menyerang malai dan biji muda, malai dan biji menjadi kecoklatan hingga coklat ulat, daun terkulai, akar membusuk, tanaman padi. Kerusakan tidak terlalu parah.
Pengendalian: merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih pada larutan merkuri.

Tahap Panen Padi

Ciri dan Umur Panen

Padi siap panen: 95 % butir sudah menguning (33-36 hari setelah berbunga), bagian bawah malai masih terdapat sedikit gabah hijau, kadar air gabah 21-26 %, butir hijau rendah.

BACA JUGA :  Alat Panen Padi Modern Matsumoto 4 baris

Cara Panen Padi

  1. Keringkan sawah 7-10 hari sebelum panen, gunakan sabit tajam untuk memotong pangkal batang, simpan hasil panen di suatu wadah atau tempat dengan alas.
  2. Panen dengan menggunakan mesin akan menghemat waktu, dengan alat Reaper binder, panen dapat hanya butuh  15 jam untuk setiap hektar sedangkan dengan Reaper harvester panen butuh 6 jam untuk 1 hektar.

Perkiraan Produksi

Dengan penanaman dan pemeliharaan yang intensif, mungkin produksi mencapai 7 ton/ha. Saat ini secara nasional, rata rata petani padi hasil yang  hanya 4-5 ton/ha.

Tahap Pasca Panen Padi

Perontokan

Lakukan secepatnya setelah panen, gunakan cara injak-injak (±60 jam orang untuk 1 hektar), hempas/banting (± 16 jam orang untuk 1 hektar) secara dua kali di dua tempat terpisah. Dengan menggunakan mesin perontok (power threser), ada penghematan waktu. Perontokan dengan perontok pedal mekanis hanya memerlukan 7 – 8 jam orang untuk 1 hektar hasil panen.

BACA JUGA:

Pembersihan

Bersihkan gabah dengan cara ayak/tampi atau dengan blower manual. Kadar kotoran tidak boleh lebih dari 3 %.
Jemur gabah selama 3-4 hari selama 3 jam per hari sampai kadar airnya 14 %. Secara tradisional padi jemur di halaman. Jika menggunakan mesin pengering, kebersihan gabah lebih terjamin daripada jemur di halaman.

Penyimpanan

Masukkan gabah ke dalam karung bersih dan jauhkan dari beras karena dapat tertulari hama beras. Gabah siap ke tempat penggilingan beras (huller).

Scroll to Top