Budidaya Tanaman Kubis Kol

Yuk Bagikan ..

Budidaya tanaman kubis kol, atau sering disebut hanya dengan kubis atau kol saja,
adalah salah satu kegiatan pertanian yang menarik dan menghasilkan
sayuran yang kaya akan manfaat bagi kesehatan. Kubis kol termasuk dalam
keluarga Brassicaceae dan telah ditanam selama berabad-abad sebagai
bagian penting dalam makanan manusia. Dikenal dengan bentuk kepala padat
dan berwarna hijau atau ungu, kubis kol menjadi pilihan favorit di
berbagai hidangan, seperti sup, tumisan, dan salad. Dalam artikel ini,
kita akan menjelajahi lebih dalam tentang budidaya tanaman kubis kol,
mulai dari persiapan lahan, penanaman bibit, perawatan yang diperlukan,
hingga tips untuk memastikan pertumbuhan yang optimal dan panen yang
sukses.
Tanaman kubis atau kol merupakan salah satu jenis sayuran dari genus Brassica yang tergolong kedalam famili Cruciferae (Brassicaeae). Tanaman kubis umumnya tumbuh di dataran tinggi antara 1.000-3.000 m di atas permukaan laut (Sunaryono, 1990). Daerah pertanian kubis yaitu Cipanas, Lembang, Pengalengan, Garut, Argalingga, Wonosobo, Tawangmangu, Tengger, Dieng, Tosari, Punten, Malang, Brastagi, Bedugul, Bali dan daerah lainnya di dalam dan luar Pulau Jawa (Rukmana, 1994). Kubis bernilai ekonomi tinggi di kalangan petani Indonesia, sehingga telah lama dikenal dan menjadi salah satu jenis sayur yang dibudidayakan. TProduksi kubis di Indonesia, selain untuk memenuhi keperluan dalam negeri, karena tanaman kubis berperan penting untuk kesehatan manusia karena mengandung vitamin dan mineral yang cukup banyak yang diperlukan tubuh dan dapat membantu pencernaan makanan, menetralkan zat – zat asam dan tinggi serat. 

kubis kol

Syarat tumbuh kubis kol

  1. Tanaman kubis tumbuh baik pada tanah gembur, mudah menahan air (sarang) dan tanah tersebut banyak mengandung humus.
  2. pH tanah kisaran 6,0.
  3. Suhu optimum untuk tanaman kubis yaitu didaerah dingin antara 15℃ – 25℃. Apabila tidak mendapat suhu dingin, tumbuhan ini akan terus tumbuh tanpa berbunga.
  4. Menghendaki iklim dengan suhu relatif rendah, kelembaban tinggi dan tumbuh baik pada ketinggian 1000 – 2000 dpl serta beberapa jenis misalnya KK Cross, KY Cross cocok untuk dataran rendah.

Tahap budidaya kubis kol

Langkah – langkah yang dapat dilakukan  untuk budidaya menanam kubis adalah :

Pengolahan Lahan

  1. Pastikan lahan yang akan ditanam tidak merupakan bekas lahan tanaman jenis kubis (kemabng kol, borokoli, sawi  dan sejenisnya). Melakukan pergantian tanaman efektif untuk mencegah berkembangnya hama yang menyerang tanaman kubis.
  2. Olah tanah yang akan ditanami bibit kubis sebaiknya  bersihkan lahan dari gulma ada pada lahan. Untuk tanah yang sudah subur hanya perlu dilakukan pengolahan lahan 1 (satu) kali saja sedangkan lahan yang kurang subur pengolahan lahan dilakukan sebanyak 2 (dua) kali.
  3. Apabila lahan telah  diolah, biarkan selama 7 sampai 10 hari, maka dibuat bedengan pada lahan dengan ukuran 120 cm x 300 cm, tinggi 20 cm – 25 cm saat musim penghujan dan 15 cm saat menjelang musim kemarau.
  4. Untuk mendapatkan hasil yang baik, tanah pada bedengan perlu diberi pupuk organik sebanyak 5kg per meter persegi sebagai pupuk dasar.

Persemaian bibit

  1. Persemaian dilakukan dengan merendam benih selama 30 menit sampai 1 (satu) jam dengan air hangat kemudian dibiarkan sebentar di udara terbuka agar benih tidak terlalu basah sebelum disebarkan secara merata pada lahan.
  2. Persemaian benih dapat dilakukan dengan jarak antar deretan kurang lebih 10 cm. Bibit yang telah tumbuh dan berdaun empat sampai lima helai sudah dapat dipindahkan.

Penanaman

  1. Untuk penanaman dilakukan setelah bibit disemaikan telah tumbuh daun beberapa lembar (3 s.d 4 lembar) 
  2. Buat lubang tanam dengan sesuai jarak tanam yaitu 50 cm – 60 cm, leher akar ikut sedikit tertanam.
tanaman kubis kol

 

Penyiraman

Saat masih pada awal masa tanam, penyiraman rutin dilakukan setiap pagi dan sore hari. Namun apabila hujan tidak perlu dilakukan penyiraman. Setelah tanaman berumur sekitar 30 hari, penyiraman dilakukan dengan cara lebih dan dilakukan 2 – 3 kali sehari atau disesuaikan dengan kondisi lahan.

Penyulaman

Sebelum tanaman berumur 2 minggu, jika ada tanaman yang layu atau tumbuh tidak normal maka dilakukan penggantian dengan tanaman baru.

Pemupukan

  1. Pemupukan susulan dilakukan dengan menggunakan pupuk urea KCL dan ZA dengan perbandingan 1 : 2. 
  2. Pemupukan susulan pertama dilakukan pada saat tanaman kubis berusia sekitar 25 hari. 
  3. Kemudian pemupukan berikutnya dilakukan setiap 10 sampai 15 hari sekali. 
  4. Pemberian pupuk tersebut dengan cara dikocor / ditabur.

Penyiangan

  1. Lakukan penyiangan gulma atau tanaman yang ada disekitar tanaman, baik di bedengan ataupun di paritnya. 
  2. Pada umur satu bulan tanaman kubis, setiap seminggu sekali semprotkan derris 10%, DDT folidol 0,01% sampai 0,03% atau dengan serbuk BHC 5%. 
  3. Upaya tersebut dilakukan apabila terdapat hama ulat daun yang menempel sehingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

BACA JUGA:

 
 

Hama dan penyakit pada tanaman kubis kol

Berikut adalah beberapa hama dan penyakit yang menyerang tanaman kubis.

  • Siput: siput telanjang tidak berumah, siput setengah telanjang, siput berumah
  • Ulat krop/hati kubis: Crocidolomia binotalis, menyerang daun pada telorkubis .
  • Ulat daun kubis: Plutella maculipennis, memakan epidermis daun muda bagian bawah .
  • Penyakit busuk hitam: Xanthomonas campestris, tanda gejala serangan adalah daun menguning dan membentuk huruf V (
  • Penyakit busuk lunak: Erwinia carotovorus, telur dan batang menjadi busuk tiba-tiba
  • Penyakit busuk akar: Rhizoctonia sp. sering menyerang bibit di persemaian

Pengendalian ulat krop kubis dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu:

  • Mekanis
    • Dimulai tanaman kubis tumbuh, harus selalu diperhatiakan setiap hari.
    • Jika terdapat serangan ulat, harus segera diberantas dengan cara dipijit.
  • Kimia
    • Jika hama terlalu tinggi populasinya, maka cara mekanik kurang efektif untuk diterapkan sehingga digunakan insektisida dengan dosis yang ditentukan untuk mematikan hama. 
    • Insektisida yang dapat digunakan misalnya Phosdrin, Fomadol, Diazinon, Basudin, Sevin dan lain-lain.
  • Biologis
    • Pemberantasan secara biologis berhubungan dengan mahluk hidup lain untuk memberantas hama. 
    • Pemberantasan secara biologis tidak dapat dilakukan bersamaan dengan pemberantasan kimia.
  • Giliran Tanaman
    • Untuk memutus daur hidup hama, sebaiknya tidak menanam tanaman yang sefamilli dalam satu tahun terus menerus, tetapi perlu dihentikan beberapa waktu, misalnya 3 atau 4 bulan dengan tanaman famili lain.

Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dilakukan tergantung pada OPT yang menyerang.
Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain adalah:

  1. Bila terdapat serangan bengkak akar pada tanaman muda : tanaman dicabut dan dimusnahkan.
  2. Penggunaan musuh alami (parasitoid, misalnya Diadegma semiclausum).
  3. Penanaman tumpangsari brokoli-tomat.
  4. Pengendalian
    dengan pestisida dilakukan dengan benar dalam pemilihan jenis, dosis,
    volume semprot, cara aplikasi, interval maupun waktu aplikasinya.

Jika pertanian tergolong pertanian organik dapat menggunakan pestisida alami. Contoh beberapa pestisida alami yaitu ekstrak biji dan daun mimba, ekstrak bunga krisan, ekstrak bawang putih campuran ekstrak daun paitan dan daun johar, bakteri bacillus thuringensis, cendawan Trichoderma sp. Namun, penggunaan pestisida alami juga harus berhati-hati walaupun penggunaannya relatif aman untuk kesehatan manusia.

Panen kubis kol

  1. Kubis dipanen setelah usia 81 – 105 hari. 
  2. Tanda tanda kubis siap panen apabila pinggir daun krop terluar dibagian atas krop telah melengkung keluar serta berwarna agak ungu, krop sisi dalam telah padat.
    panen tanaman kol

  3. Tandanya apabila diketuk nyaring bunyinya. Pada waktu panen diikutsertakan dua helai daun hijau untuk membuat perlindungan krop. 
Scroll to Top