Evolusi Tanaman Pisang (Musa spp): Jejak Perjalanan dari Alam Liar Hingga Meja Makan

Tanaman pisang (Musa spp) telah menjalani perjalanan evolusi yang menarik dan panjang sepanjang ribuan tahun. Dari asal usulnya di alam liar hingga menjadi salah satu buah paling populer di seluruh dunia, evolusi tanaman pisang memberikan pandangan menarik tentang adaptasi, seleksi alam, dan interaksi manusia dengan alam. Artikel ini akan menjelajahi jejak evolusi tanaman pisang, mengungkap bagaimana tanaman ini telah berubah sepanjang waktu dan berkontribusi pada kehidupan manusia.

Pisang cavendish menjadi pisang paling banyak dijual saat
pisang cavendish

Asal Usul Tanaman Pisang

Evolusi tanaman pisang dimulai di daerah tropis Asia Tenggara, khususnya wilayah Indonesia dan Malaysia. Di sana, tanaman pisang tumbuh liar dan menjadi bagian dari ekosistem hutan hujan. Tanaman ini awalnya memiliki buah kecil yang berbeda dari varietas pisang modern yang kita kenal. Tanaman pisang menyebar ke berbagai daerah melalui perjalanan manusia dan perdagangan.

Persebaran penutur Austronesia
persebaran pisang oleh penutur bahasa austronesia

Domestikasi awal pisang (Musa spp.) berasal dari individu partenokarpik (tanpa biji) alami dari Musa bankii di New Guinea. Ini dibudidayakan oleh orang Papua sebelum kedatangan penutur bahasa Austronesia. Banyak phytolith pisang telah ditemukan dari situs arkeologi Rawa Kuk dan berusia sekitar 10.000 hingga 6.500 BP. Manusia pencari makan di daerah ini mulai melakukan domestikasi pada Pleistosen akhir menggunakan metode transplantasi dan budidaya awal.Berbagai investigasi– termasuk Denham et al., 2003 – menentukan bahwa pada awal hingga pertengahan Holosen, proses tersebut telah selesai. Dari Nugini, pisang yang dibudidayakan menyebar ke barat ke Pulau Asia Tenggara melalui kedekatan (bukan migrasi). Mereka berhibridisasi dengan subspesies Musa acuminata lainnya (kemungkinan didomestikasi sendiri) serta M. balbisiana di Filipina, New Guinea bagian utara, dan mungkin Halmahera. Peristiwa hibridisasi ini menghasilkan kultivar triploid pisang yang umum ditanam saat ini. Dari Pulau Asia Tenggara, mereka menjadi bagian dari tanaman domestikasi pokok masyarakat Austronesia dan tersebar selama pelayaran dan jalur perdagangan maritim kuno ke Oseania, Afrika Timur, Asia Selatan, dan Indocina.

Seleksi Alam dan Divergensi Spesies

Wilayah Indonesia merupakan salah satu pusat penyebaran plasma nutfah  pisang dengan keanekaragaman yang besar. Dua jenis penting yang menjadi tetua kultivar pisang adalah 

  1. Musa acuminata (AA) 
  2. Musa balbisiana (BB).

Dari kedua jenis pisang tersebut timbul berbagai variasi genetika melalui proses-proses  yang berperan penting dalam evolusi tanaman pisang. Evolusi terjadi melalui mutasi, seleksi manusia, persilangan sendiri, di dalam jenis maupun antar jenis serta persilangan balik dengan induknya .Evolusi pisang liar tersebut menghasilkan kultivar pisang dengan berbagai tingkat ploidi (diploidi, triploidi, dan tetraploidi) dengan variasi kombinasi genom AA, BB, AB, AAA, AAB, ABB, AAAA, ABBB, AAAB, dan AABB, serta genom BBB dari evolusi dua jenis pisang liar BB.
Seiring waktu, proses alami seleksi alam dan perubahan lingkungan mengarah pada perubahan dalam tanaman pisang. Berbagai spesies dan varietas mulai muncul, masing-masing dengan ciri khasnya sendiri. Seleksi alam memainkan peran penting dalam membentuk sifat-sifat tanaman, seperti ukuran buah, rasa, dan ketahanan terhadap kondisi lingkungan tertentu.
Kelompok genom BB banyak  ditemukan hanya di wilayah pusat asal Musa balbisiana.Secara alamiah populasi kultivar pisang adalah bentuk triploid AAA, AAB, dan ABB. Pisang bergenom AAB dan ABB merupak kultivar pisang yang paling banyak dibudidayakan. Kelompok pisang ini dapat dikonsumsi secara langsung maupun diolah terlebih dahulu dan dimanfaatkan untuk tujuan lain (Windarti dkk, 2009). Berikut adalah gambar bagan dari persilangan antara Musa acuminata dan Musa balbisiana.

bagan evolusi pisang

 
Tanaman pisang mempunyai tingkat ploidi yang beragam hal ini terjadi  karena persilangan-persilangan alami dari pisang-pisang spesies liar terus menerus berlangsung dan adanya pengaruh lingkungan sehingga tercipta jenis tanaman baru yang bersifat diploid, triploid dan tetraploid. Musa acuminata mempunyai genom yang dilambangkan oleh huruf A, sedangkan Musa balbisiana dilambangkan dengan huruf B .

 Terlalu banyak dan terlalu membingungkan

Jumlah total kultivar pisang diperkirakan sekitar 300 hingga lebih dari 1000. Nama-nama sangat membingungkan, bahkan di dalam satu negara. Di luar negara negara Asia, pembedaan pisang adalah banana dan plantain. Di kawasan Asia tenggara, tidak ada pembedaan nama meski dibedakan  harus diolah  dan konsumsi langsung. Banyak nama umum tidak mengacu pada satu kultivar atau klon; misalnya ‘Lady’s Finger” atau ‘Lady Finger” telah digunakan sebagai nama untuk anggota kelompok genom yang berbeda, termasuk AA dan AAB.
Banyak nama lain yang merupakan sinonim dari kultivar yang ditanam di negara yang sama atau berbeda. Upaya telah dilakukan untuk membuat daftar sinonim. Pada tahun 2000, Valmayor et al. mencantumkan nama lokal yang setara untuk 68 kultivar di lima negara Asia Tenggara (Filipina, Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Vietnam), bersama dengan nama yang digunakan secara internasional. Mereka menganggap 81 kultivar lainnya unik untuk satu negara.
Pada tahun 2007, Ploetz et al. mencantumkan lebih banyak nama dan sinonim kultivar, dengan penekanan pada yang tumbuh di kepulauan Pasifik, tetapi termasuk beberapa yang tumbuh di daerah seperti India, Afrika, dan Amerika Selatan. Sebagai contoh, untuk kultivar ‘Dwarf Cavendish’ yang ditanam secara luas, mereka memberikan 58 sinonim dari 29 negara atau wilayah geografis. ProMusa telah membuat daftar nama kultivar pisang berdasarkan literatur yang tersedia.

Contoh pembagian kultivar pisang

Musa × paradisiaca  adlalah jenis pisang  hibrida antara Musa acuminata (A) and Musa balbisiana (B).Pisang yang dimakan setelah buahnya dimasak yaitu M. paradisiacal forma typical atau disebut juga M. paradisiacal normalis. Misalnya pada  pisang Nangka, Tanduk dan Kepok.  

Kiri ke kanan: pisang raja, Pisang Merah, Latundan, dan Cavendish.
jenis jenis pisang

 Pisang mas, dan pisang raja sereh, merupakan Musa acuminata kelompok  diploid (AB), hingga kadang-kadang ditemukan biji di dalamnya. Sementara pisang ambon dan cavendish merupakan Musa acuminata triploid (AAA), hingga tidak pernah berbiji. Pisang batu merupakan contoh Musa balbisiana diploid (BB), yang penuh dengan biji. Contoh plantain diploid, triploid dan tetraploid: pisang kepok, pisang raja bulu, pisang muli, pisang tanduk. Tidak diketahui diketahui pasti kapan persilangan alami ini terjadi. 

Group AA : Diploid Musa acuminata, baik tanaman pisang liar maupun kultivar

  • Chingan banana
  • Lacatan banana
  • Lady Finger banana (Sugar banana)
  • Pisang jari buaya (Crocodile fingers banana)
  • Señorita banana (Monkoy, Arnibal banana, Cuarenta dias, Cariñosa, Pisang Empat Puluh Hari, Pisang Lampung)
  • Sinwobogi banana
  • Pisang Lilin
  • Pisang Muli
  • Pisang Kapas

AAA Group : Triploid Musa acuminata, baik tanaman pisang liar maupun kultivar

  • Cavendish Subgroup
    • Dwarf Cavendish’
    • “Giant Cavendish’ (‘Williams’)
    • Formosana (GCTCV-218),varian dengan beberapa ketahanan terhadap Fusarium layu TR4
    • ‘Grand Nain’ (‘Chiquita’)
    • ‘Masak Hijau’
    • ‘Robusta’
  •  Azman (dikembangkan di Turkiye)
  • ‘Red Dacca’
  • Dwarf Red banana
  • Flhorban 920
  • Gros Michel banana
  • East African Highland bananas (AAA-EA subgroup)
  • Pisang Susu (‘Kluai Nam Nom’)
  • Pisang Ampyang
  • Pisang Palembang

AAAA Group : Tetraploid Musa acuminata, baik tanaman pisang liar maupun kultivar

  • Bodles Altafort banana
  • Golden Beauty banana

AAAB Group : Tetraploid kultivar  Musa × paradisiaca

  • Atan banana
  • Goldfinger banana

Group AAB

Kultivar triploid dari Musa × paradisiaca. Grup ini berisi subgrup plantain, yang terdiri dari plantain “sejati” atau Pisang Afrika. Pusat keanekaragaman Grup AAB adalah Afrika Tengah dan Barat, di mana sejumlah besar kultivar didomestikasi setelah pengenalan pisang nenek moyang dari Asia, kemungkinan 2000–3000 tahun yang lalu.

  • Subkelompok Iholena dan Maoli-Popo’ulu disebut sebagai plantain Pasifik.
    • Subgrup Iholena – subgrup pisang yang harus dimasak yang didomestikasi di wilayah Pasifik
    • Subgrup Maoli-Popo’ulu – subgrup pisang yang harus dimasak yang didomestikasi di wilayah Pasifik
      • Maqueño pisang
      • Pisang popoulu
  • Subgrup Mysore – pisang bisa langsung konsumsi dan dimasak dulu
    • Pisang Mysore
  • Subgrup Pisang Raja
    • Pisang raja
  • Subgrup pisang plantain
    • pisang Perancis
    • Pisang Prancis hijau
    • Pisang Tanduk & Pisang Tanduk Badak
    • pisang Nendran
    • Pisang Prancis merah muda
    • Pisang macan
  • subgrup Pome
    • Pisang pome
    • Pisang prata-anã (Pisang kerdil Brazil, Prata kerdil)
  • Subkelompok sutra
    • Pisang Latundan (pisang sutra, pisang apel, pisang raja sereh)
  • Yang lain
    • Pisang Seribu
    • Pisang Plu

Grup AABB : Kultivar tetraploid dari Musa × paradisiaca

  • Pisang kalamagol
  • Pisang Awak (pisang Ducasse)

Grup AB :  Kultivar diploid dari Musa × paradisiaca

  • Pisang Ney Poovan

Grup ABB :  Kultivar triploid dari Musa × paradisiaca

  • Pisang jawa biru (pisang Es Krim, Ney mannan, Pisang abu, Pata hina, Dukuru, Vata)
  • Subgrup Bluggoe
    • Pisang Bluggoe (juga dikenal sebagai orinoco dan “burro”)[18]
    • Pisang Bluggoe perak
  • Pisang Pelipita (Pelipia, Pilipia)
  • Subgrup Saba
    • Pisang Saba (Cardaba, Dippig)
    • Pisang karaba
    • pisang Benedetta

Grup ABBB :  Kultivar tetraploid dari Musa × paradisiaca

  • Pisang tiparot

Grup BB :  Diploid Musa balbisiana, pisang liar

  • Pisang batu

Calimussa  ?
Kultivar Musa lolodensis, Musa maclayi dan Musa peekelii termasuk dalam bagian Musa Callimusa.

Pisang Fe’i (juga dieja Fehi atau Féi) adalah tanaman yang dibudidayakan dalam genus Musa, terutama digunakan untuk buahnya. Tidak seperti kebanyakan pisang yang dibudidayakan lainnya, mereka diploid dari tipe AA. Tapi bentuknya sangat berbeda dengan jenis pisang lainnya.
  • Pisang Fe’i di Tahiti

Peran Manusia dalam Evolusi Tanaman Pisang

Peran manusia dalam evolusi tanaman pisang sangat signifikan. Melalui praktik pertanian dan pemuliaan selektif, manusia telah membentuk varietas pisang yang lebih besar, lebih manis, dan lebih tahan lama. Teknik pemuliaan telah digunakan untuk menghasilkan varietas pisang yang lebih unggul, baik dalam hal rasa maupun kualitas.

Perjalanan Global dan Popularitas Pisang

Pisang tumbuh menjadi tanaman budidaya penting dan menyebar ke berbagai belahan dunia melalui perdagangan dan perjalanan manusia. Pisang mulai diproduksi secara komersial dalam skala besar, menghasilkan berbagai varietas pisang yang dibudidayakan di berbagai negara. Popularitasnya sebagai buah yang lezat, praktis, dan bergizi telah mengokohkan posisi pisang dalam industri pertanian dan pangan global.

Tantangan dan Masa Depan

Meskipun pisang telah menjadi buah yang sangat populer, industri pisang menghadapi tantangan seperti penyakit dan perubahan iklim yang dapat mempengaruhi produksi. Keberlanjutan budidaya pisang dan perlunya pengembangan varietas yang lebih tahan terhadap penyakit menjadi fokus penting dalam menjaga masa depan tanaman pisang.

Penutup

Evolusi tanaman pisang adalah cerita menarik tentang perubahan, adaptasi, dan interaksi antara manusia dan alam. Dari asal usulnya di hutan hujan Asia Tenggara hingga menjadi buah yang dikenal di seluruh dunia, tanaman pisang telah menjalani perjalanan yang penuh warna. Dengan pemahaman lebih dalam tentang evolusi pisang, kita dapat menghargai nilai historis dan pentingnya tanaman ini dalam kehidupan kita saat ini.

Scroll to Top