Harga Buah Kelapa Meroket: Dari Nusantara ke Gelas Latte di China

Yuk Bagikan ..

Harga buah kelapa sedang menjadi sorotan di pasar domestik maupun internasional. Si bulat eksotis ini bukan hanya kaya manfaat, tapi kini juga makin mahal harganya. Apa yang sebenarnya terjadi?

Buah Kelapa, Komoditas Yang Terlupakan Kembali Jadi Primadona

Indonesia adalah negeri sejuta kelapa. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa produksi buah kelapa nasional mencapai 2,85 juta ton pada tahun 2021, naik 1,47% dari tahun sebelumnya. Dengan angka ini, FAO menobatkan Indonesia sebagai produsen kelapa terbesar di dunia, dengan rata-rata produksi global mencapai 18 juta ton. Meski demikian, perkebunan kelapa Indonesia tidak mendapatkan dukungan yang semestinya, jika membandingkan dengan kelapa sawit.

Provinsi Riau menjadi sentra produksi kelapa terbesar di Indonesia, menyumbang 395 ribu ton, kemudian Sulawesi Utara dengan 271,1 ribu ton. Di balik angka ini, tersembunyi peluang dan tantangan besar.

Lonjakan Harga Buah Kelapa: Fenomena Ekspor dan Permintaan Global

Dalam beberapa bulan terakhir, harga buah kelapa melambung drastis. Di beberapa daerah, kelapa bulat menembus rekor harga hingga Rp 25.000 per butir. Penyebab utamanya? Tingginya permintaan ekspor.

Menurut Menteri Perdagangan, eksportir lebih memilih pasar luar negeri karena harga yang lebih tinggi. Negara-negara seperti Amerika Serikat, Belanda, Korea Selatan, Tiongkok, hingga Jepang menjadi tujuan ekspor utama. Di dalam negeri, pelaku usaha kesulitan bersaing karena harga beli yang lebih rendah.

Ketika Kelapa Jadi Tren di China

Tren konsumsi global ikut mendorong kenaikan permintaan. Di China, misalnya, buah kelapa mendadak jadi primadona. Berawal dari inovasi merek ternama Luckin Coffee yang meluncurkan Coconut Latte, minuman ini menjadi hit dan terjual lebih dari 100 juta cangkir dalam satu tahun.

menu kopi dengan santan kelapa
menu kopi dengan santan kelapa di Luckin

Fenomena ini mendorong lebih dari 37 dari 40 merek minuman terbesar di China untuk menyertakan minuman berbasis kelapa dalam menu mereka. Akibatnya, impor kelapa ke China melonjak — dan Indonesia jadi salah satu pemasok utama.

Kopra dan Minyak Kelapa Juga Ikut Naik

Tak hanya kelapa utuh, produk turunan kelapa seperti kopra dan minyak kelapa juga ikut terdampak. Di Sulawesi Utara, harga kopra naik hingga tiga kali lipat, dari Rp 7.000 menjadi Rp 21.000–23.000 per kilogram. Petani pun menikmati hasil panen yang lebih menguntungkan.

Kopra pun mennyentuh harga tertinggi sepanjang 20 tahun terakhir. Sementara itu, minyak kelapa mulai langka di pasaran, memperkuat sinyal bahwa permintaan terhadap produk kelapa tengah memuncak.

Mengapa Harga Buah Kelapa Akan Terus Naik?

Beberapa faktor yang mendorong kenaikan harga buah kelapa antara lain:

  • Lonjakan permintaan internasional, terutama dari industri minuman dan makanan sehat.
  • Perubahan pola konsumsi global yang mulai menggantikan susu sapi dengan santan atau susu kelapa.
  • Kebijakan ekspor yang lebih menguntungkan produsen daripada pasar lokal.
  • Minimnya diversifikasi nilai tambah di dalam negeri, sehingga hasil terbaik justru dinikmati pasar luar.

Si Bulat Eksotis Bernilai Tinggi
Buah kelapa bukan lagi sekadar bahan dapur atau pelengkap makanan tradisional. Kini, ia adalah komoditas global bernilai tinggi. Dari petani di Indragiri Hilir hingga konsumen urban di Shanghai, kelapa telah menjelma menjadi simbol peluang baru bagi pertanian Indonesia.

Namun, di balik peluang itu, ada tantangan besar: bagaimana memastikan ketersediaan dan keterjangkauan harga buah kelapa untuk kebutuhan dalam negeri, sambil tetap mendorong ekspor dan meningkatkan kesejahteraan petani?

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top