Informasi Ilmiah Labu Parang
Nama Tanaman | Labu Parang |
---|---|
Nama Ilmiah | Cucurbita moschata |
Nama Inggris | Pumpkin 1 |
Nama Populer Lain | |
Dataran | Rendah – Tinggi |
Muncul Tunas | 6 – 10 hari |
Panen Pertama | 60 – 90 HST (Hari Setelah Tanam) |
Cara Menanam | Metode A |

Cara Menanam Labu Parang
(Metode A) :
Benih/biji Labu Parang perlu direndam air hangat-hangat kuku (sekitar 40 C) selama 30 menit. Kemudian proses germinasi (perkecambahan), selanjutnya disemai di tempat terkena sinar matahari langsung, dan baru kemudian ditanam serta dirawat. Benih mengeluarkan tunas 6 – 10 hari, panen pertama Labu Parang mulai 60 – 90 HST (Hari Setelah Tanam).
Secara ringkas seluruh tahap-tahap menanam benih/biji Labu Parang seperti berikut ini.
Merendam Benih Labu Parang
- Rendam biji Labu Parang dengan air hangat-hangat kuku (sekitar 40 C) selama 30 menit.
- Air untuk merendam sebaiknya air kemasan atau air matang.
- Saat akhir perendaman, jika ada biji yang masih mengapung, buanglah.
- Ambil biji menggunakan saringan dan cuci dengan air bersih (air matang).
- Air matang adalah air yang sudah direbus dan dapat diminum langsung.
- Tiriskan/entaskan (biarkan di udara terbuka sampai kering sendiri).
Germinasi Biji/Benih Labu Parang
- Siapkan tisu/kapas/kain/handuk kertas untuk wadah germinasi.
- Lembabkan dengan menggunakan air sprayer halus.
- Air untuk melembabkan sebaiknya air kemasan atau air matang.
- Ambil beberapa benih dan letakkan di atasnya.
- Tutup dengan tisu/kapas/kain/handuk kertas lainnya yang telah dilembabkan
- Masukkan ke kantong plastik dan tutup rapat.
- Letakkan kantong plastik di tempat gelap dan lembab.
- Periksalah setiap hari, sesuaikan kondisinya bila dibutuhkan.
- Biji Labu Parang berkecambah setelah 6 – 10 hari.
- Begitu tumbuh calon akar (2 – 3 mm) segera pindahkan ke media semai.
Penyemaian Benih Labu Parang
- Siapkan wadah penyemaian (berupa nampan, tray, kaleng bekas, dsb).
- Bagian bawahnya harus diberi lubang secukupnya untuk sirkulasi air.
- Sehari sebelum semai, isi dengan media semai hingga 3/4 nya.
- Komposisi media semai = tanah : pasir/sekam : kompos = 1 : 1 : 1.
- Masukkan benih Labu Parang yang bertunas ke media semai dengan kedalaman 0,8 – 2,3 cm.
- Sebagian tunasnya harus muncul di permukaan tanah.
- Semprotkan air yang halus (gunakan spray).
- Letakkan wadah persemaian di tempat yang terkena sinar matahari langsung.
- Jaga medianya agar tidak kering dan tidak terlalu basah.
- Semprotkan air halus 1-2 kali sehari bila medianya kering.
- Persemaian diakhiri setelah memiliki 2 – 5 helai daun.
Penanaman Bibit Labu Parang
Siapkan wadah/tempat menanam (polybag, pot, kaleng bekas, dsb)Polibag/pot harus diberi lubang di bagian bawahnya.Masukkan batu-batu kecil agar lubang tidak tersumbat tanah.Sehari sebelum tanam, isi polibag/pot dengan media tanam hingga 3/4 nya.Komposisi media tanam = tanah : pasir/sekam : kompos = 2 : 1 : 1.Setelah bibit Labu Parang memiliki 2 – 5 helai daun, pindahkan ke polibag/pot.Caranya: Buat lubang terlebih dulu di polibag/pot.Ambil bibit beserta tanah di sekitar akarnya.Masukkan ke lubang dengan posisi tegak, tambahkan tanah di sekitarnya.Letakkan polibag/pot di tempat terang namun aman dari hujan.Setelah tumbuh daun baru, letakkan polibag/pot di tempat terbuka.Lakukan perawatan terhadap tanaman Labu Parang
Merawat Tanaman Labu Parang
- Jika media tanam cenderung kering, siram 2 kali sehari, pagi dan sore.
- Jika media tanam cenderung lembab, siram 1 kali sehari, pagi atau sore.
- Lakukan pemupukan sesuai petunjuk pada kemasan masing-masing pupuk.
- Pasanglah ajir (penyangga) ketika sudah tumbuh sekitar 17 – 21 cm.
- Jarak ajir dengan tanaman sekitar 5 – 8 cm.
- Lakukan penyulaman jika bibit tumbuh tidak sempurna atau rusak atau mati
- Lakukan penyiangan jika tumbuh gulma.
- Lakukan pembumbunan jika tanah di sekitar tanaman tergerus
- Semprotkan insektisida dan akarisida hanya jika diperlukan (terserang hama).
- Semprotkan fungisida hanya jika diperlukan (terserang penyakit).
Panen Labu Parang
- Panen Labu Parang sudah dapat dilakukan 60 – 90 HST (Hari Setelah Tanam).
Penjelasan Langkah menanam Labu Parang
Persiapan benih labu parang
Rendam biji Labu Parang dengan air hangat-hangat kuku (sekitar 40 C) selama 30 menit dengan tujuan untuk mematahkan masa dormansi benih (membangunkan benih sekaligus mempercepat berkecambah). Air yang digunakan untuk merendam sebaiknya air kemasan atau air matang (air yang sudah direbus dan dapat diminum).
Setelah selesai direndam selama 30 menit, selanjutnya ambil biji/benih menggunakan saringan dan cuci dengan air bersih (air matang), lalu tiriskan/entaskan (biarkan di udara terbuka sampai kering sendiri, atau bisa juga diangin-anginkan (dihembuskan angin/kipas angin) agar cepat kering), setelah itu lakukan proses selanjutnya.
Catatan khusus: saat akhir merendam benih/biji Labu Parang, ada biji yang mengapung dan ada yang tenggelam. Biji yang mengapung umumnya kecil peluangnya untuk mengeluarkan tunas (bukan berarti tidak bisa sama sekali). Oleh karena itu saat meniriskan biji/benih, pisahkan benih yang mengapung dan yang tenggelam.
Ingat, mengapung atau tenggelamnya biji jangan dilihat saat awal merendam, tetapi dilihat saat akhir merendam.
Jika persediaan benih/biji anda banyak, maka buang saja benih yang mengapung tersebut. Namun jika anda hanya memiliki sedikit benih, jangan dibuang, tetap saja lakukan proses selanjutnya, karena ada kemungkinan benih tersebut tetap dapat bertunas/berkecambah.
Langkah germinasi
Germinasi benih atau perkecambahan benih adalah proses membuat agar benihnya mengeluarkan tunas (berkecambah).
Siapkan wadah germinasi (tempat untuk benih/biji Labu Parang bertunas/berkecambah) antara lain tisu atau kain atau handuk kertas atau kapas, dan kantong plastik yang bisa ditutup.
Caranya: ambil wadah germinasi (tisu / kapas / kain / handuk kertas), kemudian lembabkan wadah germinasi tsb menggunakan air sprayer halus. Cukup lembab saja, jangan sampai ada air menggenang agar biji/benih tidak berjamur atau busuk.
Air untuk melembabkan tisu/kapas/kain/handuk kertas sebaiknya air kemasan atau air matang.
Ambil benih Labu Parang yang telah direndam dan ditiris, kemudian letakkan benih di atas wadah germinasi dengan jarak yang rapi, dan tutup dengan tisu / kapas / kain / handuk kertas lainnya yang sudah dilembabkan.
Selanjutnya masukkan tisu/kapas/kain/handuk kertas yang telah berisi biji Labu Parang ke dalam kantong plastik dan tutup rapat kantong plastik tsb.
Jika menggunakan tisu, maka gunakan 2-3 tisu yang ditumpuk agar tidak terlalu tipis wadah germinasinya.
Kemudian letakkan kantong plastik di tempat gelap dan lembab yaitu tempat yang mendapat sinar matahari langsung namun terhindar dari guyuran hujan.
Benih/biji Labu Parang akan mengeluarkan tunasnya (berkecambah) setelah 6 – 10 hari. Waktu yang dibutuhkan masing-masing benih Labu Parang untuk bertunas memang tidak seragam, karena bergantung dari kualitas masing-masing benih, serta lingkungan/kondisi di sekitar masing-masing benih tsb.
Pindah ke media semai
Jika benih/biji Labu Parang sudah mulai tumbuh calon akar (radikel) sepanjang 2 – 3 mm, maka segera pindahkan benih ke media semai.
Jika terlalu panjang, dikawatirkan calon akar akan patah, sehingga gagal menjadi calon bibit.
Tidak semua benih akan seragam keluar calon akarnya, sehingga benih yang sudah tumbuh calon akarnya (2 – 3 mm) harus segera dipindahkan ke media semai. Sedangkan benih yang belum muncul calon akarnya tetap biarkan dalam tisu/kapas/kain/handuk kertas tersebut.
Persiapkan wadah semai (tempat untuk penyemaian) yang dapat berupa nampan, tray, polibag, pot, kaleng bekas, dsb.
Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan wadah semai adalah bagian dasar wadah harus diberi lubang secukupnya untuk kelancaran sirkulasi air (agar kelebihan airnya keluar dari wadah tersebut, sehingga media semainya tidak becek atau kelebihan air).
Bisa juga bagian samping dari wadah tersebut diberi lubang untuk lebih memperlancar sirkulasi air.
Persiapkan media semainya yang dapat berupa campuran tanah, pasir atau sekam bakar, dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1 atau 2 : 1 : 1.
Yang terpenting, pada saat bibit/benih bertunas Labu Parang dimasukkan ke media semai, media semainya harus “gembur (tidak padat dan keras)”, sehingga akar bibit/benih yang akan tumbuh nantinya leluasa menembus media semai tsb.
Sehari sebelum menebar benih Labu Parang yang telah bertunas, masukkan media tanam ke wadah semai (tray / pot / polibag). Selanjutnya basahi terlebih dulu media tanam, dan upayakan media tanam dalam kondisi gembur (tidak padat).
Kemudian masukkan benih bertunas ke media tanam dengan kedalaman 0,8 – 2,3 cm. Cara memasukkannya dengan membuat lubang kecil terlebih dulu sedalam 0,8 – 2,3 cm, selanjutnya benih bertunas diletakkan di dalam lubang tsb dengan posisi akar di bawah dan tunasnya di atas. Kemudian tutupi benihnya dengan media tanam (tanah) di sekitar benih bertunas tsb, dimana sebagian tunasnya harus muncul di permukaan tanah.
Jika menggunakan tray khusus penyemaian, sebaiknya setiap kotak cukup diisi 1 benih/biji Labu Parang.
Setelah itu, siram dengan semprotan air yang halus (sebaiknya menggunakan alat sprayer).
Letakkan wadah persemaian di tempat terang yaitu tempat yang terkena sinar matahari langsung namun terhindar dari guyuran hujan, misalkan di dekat jendela kaca, atau di teras rumah yang terlindung dari hujan langsung.
Lakukan perawatan persemaian yang meliputi penyiraman, penjarangan bibit, serta pencegahan hama dan penyakit.
Bibit di persemaian harus mendapatkan air yang cukup dan teratur untuk pertumbuhannya, sehingga persemaian perlu dijaga agar tidak kering dan tidak terlalu basah. Caranya disemprot dengan semprotan air yang halus (gunakan alat spray), dilakukan 1 – 2 kali sehari (pagi dan sore) tergantung kondisinya. Jika kondisi media tanamnya lembab, penyemprotan air cukup sekali sehari, bahkan cukup 2 hari sekali. Kelebihan penyiraman cenderung lebih berdampak negatif dibandingkan kekurangan penyiraman.
Penyakit yang sering menyerang bibit yang baru tumbuh adalah busuk daun dan busuk akar. Pencegahan dilakukan dengan cara menjaga persemaian tidak terlalu basah serta menyemprot dengan pestisida yang sesuai.
Pada umumnya, bila kelebihan penyiraman, maka daun akan mulai menguning dari bagian bawah. Seandainya terjadi demikian, maka segera hentikan penyiraman. Sebaliknya, bila kekurangan penyiraman, maka daun akan terlihat layu, kemudian mulai kering dan akhirnya rontok. Jadi ketika daun terlihat layu, berarti kurang penyiramannya, dan ketika daun menguning berarti kelebihan penyiraman.
Setelah bibit Labu Parang tumbuh cukup besar (memiliki 2 – 5 helai daun), maka bibit tersebut dipindahkan ke media tanam (tempat menanam yang dipersiapkan).
Pemindahan ke media tanam
Yang terpenting, pada saat bibit Labu Parang dimasukkan ke media tanam, media tanamnya harus “gembur (tidak padat dan keras)”, sehingga akar bibit/benih yang akan tumbuh nantinya leluasa menembus media tanam tsb.
Sehari sebelum mulai menanam atau mulai memindah bibit tanaman, masukkan terlebih dulu media tanam ke wadah tanam (polybag, pot, kaleng bekas, dsb). Kemudian siram dengan sedikit air agar media tanam menjadi lembab, dan upayakan agar media tanam dalam kondisi gembur (tidak padat).
Buatlah terlebih dulu lubang pada media tanam (tanah) di polibag/pot terkait. Lubang tersebut digunakan untuk meletakkan / menanam bibit yang telah disemai.
Pindahkan bibit tanaman Labu Parang dari persemaian yang telah memiliki 2 – 5 helai daun. Pemindahan dilakukan satu persatu dan pelan-pelan agar tidak terjadi kerusakan pada akar yang masih lemah. Caranya, ambil/angkat bibit dengan mengikutsertakan tanah di sekitar akarnya. Untuk mengambil/mengangkat bibit tsb bisa menggunakan sendok atau sekop kecil/besar.
Kemudian masukkan bibit Labu Parang beserta tanah di sekitarnya ke lubang yang telah disiapkan. Tambahkan media tanam (tanah) di sekitar bibit tersebut. Bibit harus muncul di permukaan tanah dengan posisi tegak ke atas, jika kesulitan untuk ditegakkan, maka tekan sedikit tanahnya sedemikan rupa sehingga bibit tersebut dapat berdiri tegak.
Setelah ditanam, semprot/siram dengan sedikit air (gunakan spray/penyemprot air yang halus).
Tempatkan tanaman Labu Parang di lokasi terang yang terkena matahari langsung namun tidak terkena guyuran hujan.
Setelah munculnya tunas baru (tumbuh daun baru) dan tanaman dianggap sudah kokoh, tanaman Labu Parang dianggap telah siap, dan selanjutnya pot / polibag dapat ditempatkan di lokasi terbuka.
Penyiraman tanaman Labu Parang hendaknya dilakukan dengan hati-hati . Jika media tanamnya mudah kering, maka frekuensi penyiraman sebaiknya dua kali sehari, yaitu pagi dan sore. Jika media tanamnya cenderung lembab, maka penyiraman cukup dilakukan satu kali sehari, pagi atau sore.
Pemasangan ajir (penyangga/penegak) dibutuhkan tanaman Labu Parang.
Ajir adalah alat penegak/penyangga/perambat yang terbuat dari batang/bilah bambu atau kayu atau kawat atau bahan lainnya yang berfungsi sebagai tempat bersandar tanaman, penyangga batang yang lemah, juga tempat rebahan/merambatnya tanaman.
Ajir sebaiknya dipasang setelah tanaman Labu Parang tumbuh sekitar 17 – 21 cm. Jarak ajir dengan tanaman sekitar 5 – 8 cm. Pemasangan ajir yang terlambat akan mengakibatkan akar tanaman rusak.
Dengan adanya ajir, maka tanaman Labu Parang tumbuh sesuai dengan arah ajir tersebut. Ketika tanaman sudah cukup tinggi atau panjang, maka segera ikat longgar tanaman ke ajir menggunakan tali rafia di beberapa bagian.
Bila bibit tanaman Labu Parang tumbuh tidak sempurna atau rusak atau mati, maka segera lakukan penyulaman (tanam kembali) dengan bibit Labu Parang lainnya .
Bila di sekitar tanaman Labu Parang tumbuh gulma, maka lakukan penyiangan dengan mencabuti gulma tersebut, juga sekaligus gemburkan tanah di sekitar tanaman.
Lakukan pembumbunan pada tanaman Labu Parang, terutama jika tanah di sekitar tanaman mulai tergerus, atau ada akar tanaman yang muncul ke permukaan tanah. Juga ketika tanaman tumbuhnya agak miring (tidak tegak).
Pengendalian Hama Tanaman.
- Hama tanaman antara lain trips, kutu daun, tungau, kutu kebul, ulat gerayak, dsb. Peluang munculnya hama tanaman ini akan semakin tinggi pada musim kemarau.
- Bila satu tanaman terkena hama dan dibiarkan, maka dengan cepat tanaman lainnya juga terkena hama tersebut, sehingga jangan dibiarkan.
- Untuk mengatasi hal tersebut, lakukan pengendalian dengan cara menyemprotkan insektisida untuk hama serangga dan akarisida untuk tungau, setiap minggu sesuai dosis, jika diperlukan.
Pengendalian Penyakit Tanaman.
- Penyakit tanaman antara lain rebah kecambah, layu bakteri, layu (fusarium), antraknosa, busuk daun (choanephora), hawar phytophora, bercak daun (cercospora), bercak bakteri, busuk lunak bakteri, keriting kuning, dsb. Serangan penyakit tertentu yang disebabkan oleh cendawan dan bakteri akan semakin tinggi pada musim hujan.
- Seperti halnya dengan hama, bila satu tanaman terkena penyakit dan dibiarkan, maka dengan cepat tanaman lainnya juga terkena penyakit tersebut, sehingga jangan dibiarkan.
- Untuk mengatasi hal tersebut, lakukan pengendalian dengan cara menyemprotkan fungisida setiap minggu sesuai dosis, jika diperlukan. Petunjuk dosisnya terdapat pada kemasan fungisida terkait.
Panen
Panen Labu Parang sudah dapat dilakukan 60 – 90 HST (Hari Setelah Tanam).
Waktu yang dibutuhkan masing-masing tanaman Labu Parang untuk panen pertama memang tidak seragam, karena bergantung dari kualitas masing-masing benih awal, lingkungan/kondisi di sekitar masing-masing benih pada saat bertunas dan tumbuh, serta perawatan pada masing-masing tanaman Labu Parang tsb.