Buah salak merupakan tanaman dengan nama latin Salacca zalacca, adalah salah satu buah tropis yang populer karena rasa manisnya dan tekstur kulit yang berduri. Di samping citarasa lezatnya, salak juga memiliki klasifikasi tumbuhan, ciri-ciri unik, dan beragam jenis yang menarik untuk dipelajari. Dalam artikel ini, kami akan mengeksplorasi klasifikasi, ciri-ciri khas salaka seperti daun, bunga, dan buah. Tentu saja artikel ini akan membahas berbagai jenis salak yang ada.
Sekilas tentang tanaman salak
Salak (Salacca zalacca) adalah sejenis palma dengan buah yang biasa dimakan. Salak dikenal juga sebagai sala. Dalam bahasa Inggris snake fruit, karena kulitnya mirip dengan sisik ular. Salak terutama ditanam untuk dimanfaatkan buahnya, yang populer sebagai buah meja. Selain dimakan segar, salak juga biasa dibuat manisan, asinan, dikalengkan, atau dikemas sebagai keripik salak. Salak yang muda digunakan untuk bahan rujak. Selain itu, salak juga sering kali diolah menjadi dodol, kurma, kopi, bahkan puding. Umbut salak pun dapat dimakan.Helai-helai anak daun dan kulit tangkai daunnya dapat digunakan sebagai bahan anyaman, meski tentunya sesudah duri-durinya dihilangkan lebih dahulu.
Karena duri-durinya hampir tak tertembus, rumpun salak kerap ditanam sebagai pagar. Demikian pula, potongan-potongan tangkai daunnya yang telah mengering pun kerap digunakan untuk mempersenjatai pagar, atau untuk melindungi pohon yang tengah berbuah dari pencuri.
Untuk pengobatan seperti untuk menghentikan diare, jadi bila kebanyakan makan salak akan menyebabkan kesulitan membuang air besar dalam kadar menengah. kadang kulit salak juga di gunakan dalam traditional china medicine/jamu sebagai bahan obat.

Klasifikasi tanaman salak
Tanaman salak tidak hanya dikenal di beberapa daerah di Indonesia saja, melainkan juga di Burma, Thailand, Philippina dan di Malaysa. Jenis salak yang umumnya di tanam di Burma berbeda dengan yang biasa ditanam di Malaya, demikian pula jenis yang umumnya dibudidayakan di Sumatra berbeda dengan yang ada di Jawa.Tanaman salak adalah tanaman dengan biji keping satu (monokotil). Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, salak diklasifikasikan sebagai
berikut:
- Kerajaan : Plantae
- Divisi : Magnoliophyta
- Kelas : Liliopsida
- Ordo : Arecales
- Famili : Arecaceae
- Genus : Salacca
- Spesies : S. zalacca
Ciri – ciri tanaman / morfologi salak
Tanaman salak pondoh mempunyai dua periode tumbuh, yaitu periode vegetatif dan periode reproduktif. Periode vegetatif adalah periode tumbuh dari mulai tanam sampai dengan terbentuk bunga pertama. Sedangkan periode reproduktif dinyatakan sejak waktu berbunga, hingga perkembangan buah dan saat matang. Berikut adalah beberapa ciri-ciri dari tanaman salak.

Daun

Daun tersusun menyirip, termasuk daun sempurna yaitu mempunyai helai daun, tangkai daun dan pelepah. Tangkai daun tersusun roset, sehingga batangsangat pendek dan seolah-olah tidak ada. Pada permukaan tepi daun, pangkal dan ventral tangkai daun terdapat duri tempel yang warnanya relatif sama.

Bentuk dasar daun semua sama yaitu lanset, hanya berbeda komposisinya. Warna permukaan atas daun salak pondoh hijau, merah-hitam, hitam dan salak pondoh manggala adalah hijau tua. Warna permukaan atas daun salak pondoh kuning dan salak pondoh merah-kuning adalah hijau. Sedang untuk salak pondoh merah dan gading berwarna hijau muda. Semua varietas salak di atas memiliki warna permukaan bawah daun putih (Suskendriyati, dkk, 2008).
Batang
Pelepah daun salak ini tersusun rapat menutup batang (Kaputra dan Harahap, 2010). Daun salak dewasa merupakan daun majemuk yang bentuknya menyirip pada bagian bawah dan tengah sedangkan pada ujungnya bercabang dua (bifid). Panjang daun salak ‘pada’ 0,5 – 1 m, sedangkan salak jenis lainnya 4 – 6 meter (Darmadi, 2010).
Buah Salak
Buah tipe buah batu berbentuk segitiga agak bulat atau bulat telur terbalik, runcing di pangkalnya dan membulat di ujungnya, panjang 2,5–10 cm, terbungkus oleh sisik-sisik berwarna kuning coklat sampai coklat merah mengkilap yang tersusun seperti genting, dengan banyak duri kecil yang mudah putus di ujung masing-masing sisik.

Dalam buah salak, ada 3 hal yang bisa diperhatikan :
1. Kulit
Kulit buah salak tersusun seperti genteng, dengan warna bervariasi. Pada varietas hijau berwarna coklat kehitaman, pada varietas merah hijau berwarna merah kehitaman, pada varietas kuning berwarna coklat, pada varietas hitam berwarna hitam, pada varietas merah-kuning berwarna merah dan pada varietas merah-hitam berwarna hitam. Sedang pada varietas manggala berwarna hitam dengan lorek, sehingga disebut salak lorek.
Pada varietas gading warnanya sangat mencolok, yaitu kuning cerah. Berbagai variasi warna kulit buah ini sering digunakan untuk mempermudah identifikasi.
2. Daging buah
Dinding buah tengah (sarkotesta) tebal berdaging, kuning krem sampai keputihan; berasa manis, masam, atau sepat.
3. Biji
Biji berwarna coklat hingga kehitaman, keras, 2–3 cm panjangnya. Biji buah salak bewarna coklat berbentuk persegi dan berkeping satu. Dalam satu buah salak mengandung 1-3 biji. Lembaganya tidak tahan dalam lingkungan yang kering sehingga biji salak yang akan dikecambahkan harus langsung dibungkus plastik
Bunga salak
Tanaman salak berbunga banyak, tersusun dalam tandan rapat dan bersisik dengan tandan bunga jantan dan tandan bunga betina terletak pada pohon yang berlainan, sebagian tandan bunga terbungkus oleh seludang atau tongkol yang berbentuk seperti perahu yang terletak di ketiak pelepah daun (Sulastri, 1986).

BACA JUGA : Kandungan Nutrisi dan Manfaat Buah Salak Bunga jantan terbungkus oleh seludang (spandex) dengan tangkai panjang sedangkan bunga betina terbungkus oleh seludang dengan tangkai pendek. Tongkol bunga jantan memiliki panjang 50–100 cm, terdiri atas 4–12 bulir silindris yang masing-masing panjangnya antara 7–15 cm, dengan banyak bunga kemerahan terletak di ketiak sisik-sisik yang tersusun rapat, sedangkan tongkol bunga betina panjangnya antara 20–30 cm, bertangkai panjang, terdiri atas satu sampai tiga bulir yang panjangnya mencapai 10 cm

Menurut Santoso (1990), dikenal tiga macam tipe tanaman salak dalam satu varietas/kultivar, yaitu:
(1) Salak sempurna campuran (tipe A)
Tanaman salak tipe ini mampunyai seludang bunga jantan dan seludang bunga sempurna (hermaprodit) yang seluruhnya fertil, sehingga terdapat kemungkinan besar tanaman menyerbuk sendiri
(2) Salak betina (tipe B)Tanaman salak betina mampunyai seludang bunga jantan rudimenter (tumbuh kerdil), sementara bunga jantan dari seludang bunga sempurna redimenter juga, sehingga yang tampak hanya bunga betina saja
(3) Salak jantan (tipe C) Tanaman salak jantan hanya mempunyai seludang jantan yang fertil, sementara bunga betina pada bunga sempurna termasuk rudimenter, sehingga
yang tampak hanya bunga jantan saja.
Salak bali termasuk tipe salak A, sedangkan tipe salak B dan C diantaranya banyak terdapat pada salak swaru,condet dan pondoh
Jenis salak
Salak ditemukan tumbuh liar di alam di Jawa bagian barat daya dan Sumatra bagian selatan. Salak dibudidayakan di Thailand, Malaysia dan Indonesia, ke timur sampai Maluku. Salak juga telah diintroduksi ke Filipina, Papua Nugini, Queensland dan juga Fiji.
Sebagian ahli menganggap salak yang tumbuh di Sumatra bagian utara berasal dari jenis yang berbeda, yakni S. sumatrana Becc.. S. zalacca sendiri dibedakan lagi atas dua varietas botani, yakni var. zalacca dari Jawa dan var. amboinensis (Becc.) Mogea dari Bali dan Ambon. Berdasarkan kultivarnya, di Indonesia orang mengenal antara 20 sampai 30 jenis di bawah spesies. Beberapa yang terkenal di antaranya adalah:
- Salak Sidimpuan dari Sumatra Utara
- Salak Condet dari Jakarta
- Salak Pondoh dari Yogyakarta
- Salak Bali dari Bali
- Salak Bangkalan dari Bangkalan, Madura
Dari segi rasa, buah salak memiliki rasa khas sepat. Namun ada beberapa salak varietas unggul memiliki rasa manis dan tidak sepat sama sekali. Sebagai buah segar, salak mengandung nilai gizi yang cukup tinggi dari beberapa jenis salak (Sutoyo dan Suprapto, 2010).
Menurut Sudjijo (2009) Bahwa warna daging buah bervariasi, mulai dari putih sampai dengan putih kekuning-kuningan. Banyak varietas salak yang bisa tumbuh di Indonesia. Ada yang masih muda sudah terasa manis. Varietas unggul yang telah dilepas oleh pemerintah untuk dikembangkan adalah salak Pondoh, Swaru, Nglumut, Enrekang, Gula batu
(Bali), dan lain-lain (Tim karya tani mandiri, 2010).BACA JUGA : Budidaya Rambutan Binjai: Tips dan Panduan
Salak Pondoh
Salak pondoh merupakan varietas yang populer di indonesia sebagai buah komersial. Ditemukan dan ditanam pada tahun 1980-an di Provinsi Yogyakarta. Diberi nama Pondoh karena dagingnya berwarna putih dan manis seperti pondoh atau pucuk kelapa yang masih terbungkus pelepah (Nazaruddin & Kristiawati 2009).
Salak pondoh merupakan kultivar yang dikembangkan dari populasi di lereng Gunung Merapi sisi tenggara dan mulai dikembangkan pada tahun 1980-an. Salak pondoh memiliki ciri khas daging buah yang manis, garing, dan tidak sepat sewaktu muda. Buah ini menjadi salah satu simbol penting untuk kepariwisataan Yogyakarta.

Salak pondoh sendiri ada bermacam-macam lagi variannya. Beberapa yang terkenal di antaranya adalah pondoh super, pondoh hitam, pondoh gading, pondoh nglumut yang berukuran besar, dan lain-lain. Salak pondoh nglumut atau kerap pula disebut salak nglumut, namanya diambil dari nama desa penghasil varietas salak unggul ini yaitu Desa Nglumut yang juga berada di hamparan Merapi dan termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.BACA JUGA : Kandungan Nutrisi dan Manfaat Buah Salak
Di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, sentra penghasil salak pondoh ini adalah kawasan lereng Gunung Merapi yang termasuk wilayah Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. Kini perkebunan salak pondoh telah meluas ke mana-mana, seperti ke wilayah Wonosobo, Banjarnegara, Banyumas, Kuningan dan lain-lain.
Keunggulan dari salak pondoh ini adalah intensitas aromanya yang sangat kuat dan rasanya yang manis. Diduga komponen kimia penyebab aroma tersebut adalah asam karboksilat dan metil esternya (Wijaya et al, 2009). Salak (Salacca edulis) merupakan sumber serat yang baik dan mengandung karbohidrat. Rasa buahnya manis, dan memiliki bau dan rasa yang unik. Salak mengandung zat bioaktif antioksidan seperti vitamin A dan vitamin C, serta senyawa fenolik. Salak memiliki umur umur simpan kurang dari seminggu karena proses pematangan buahnya cepat dan mengandung kadar air yang cukup tinggi yakni sekitar 78% (Ong dan Law, 2009)
Salak pondoh akan mulai berbuah pada usia sekitar 4 tahun setelah tanam, pada awal berbuah kualitas dari buah yang dihasilkan kurang bagus karena ukuran dari buah masih kecil- kecil dan penampilan buah yang kurang menarik. Untuk memperoleh kualitas buah dan daya simpan yang optimal, maka panen merupakan hal yang penting. Usia panen sekitar 5 bulan setelah selubung bunga pecah atau setelah penyerbukan, pada saat umur petik yang tepat cita rasa buah salak pondoh lebih terasa dan masa penyimpanan akan relatif lama sehingga harga jual dari salak akan lebih baik di pasaran.
Jenis-jenis salak lain
Ada beberapa macam salak lain yang dikenal di Indonesia:
- Salak condet, asalnya dari Jakarta. Ukurannya kecil, sedang, sampai besar. Warnanya coklat hingga kehitaman. Buahnya tebal, rasanya manis, agak kelat, hingga agak kesat.
- Salak bali, berasal dari Sibetan, Bali. Ukurannya kecil hingga sedang. Warnanya coklat muda cenderung agak cerah, sisiknya jauh lebih halus, daging buahnya tebal, serta manis rasanya, dan teksturnya kering. Adapun bijinya kecil dan tunggal.
- Salak gading dan salak kembang arum, kedua-duanya asalnya dari Jogja pula. Bisa dibedakan dengan salak pondoh, berdasarkan warna kulit dan dan ukuran buahnya. Salak gading warnanya kuning-gading mengkilap, ukurannya sedang; serta, salak kembang arum coklat warnanya, ukurannya bermacam antara kecil, sedang, hingga besar.
- Salak penjalinan, berasal dari Bangkalan, Madura. Kecil, coklat-kekuningan, dan rasanya manis, renyah, dan masir.
- Salak kersikan, asalnya dari Pasuruan. Memiliki karakteristik rasa manis, masam dan mempunyai kandungan air yang tinggi.
BACA JUGA Pengertian Cuka Salak dan Manfaatnya
Syarat tumbuh salak secara umum
Agar bisa hidup dan berbuah secara maksimal, tanaman buah salak perlu diperhatikan lokasi penanamannya. Secara umum rata-rata penanaman salak di Indonesia mempunyai hasil bervariasi tetapi secara umum hasil yang dapat dicapai dalam satu musim tanam adalah 15 ton per hektar. Berikut syarat umum tanaman salak.
- Secara agronomis, salak akan tumbuh baik di daerah dengan curah hujan rata-rata tahunan 200-400 milimeter (mm)/bulan atau rata-rata curah hujan bulanan lebih dari 100 milimeter (mm).
- Tanaman salak membutuhkan kelembapan yang tinggi.
- Tanaman ini juga tidak tahan terhadap sinar matahari penuh (100% paparan sinar matahari), sehingga membutuhkan tanaman peneduh.
- Rata-rata tanaman salak di Indonesia ditanam di dataran tengah atas dengan ketinggian 100-500 meter di atas permukaan laut.
- Berdasarkan aspek pedologi (tanah), tanaman salak menyukai tanah yang subur, gembur dan lembab.
- Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk budidaya salak adalah 4,5 – 7,5.
- Tanaman salak tidak tahan genangan air.
- Di Indonesia, panen tanaman salak dapat dilakukan sepanjang tahun. Namun panen atau panen terbesar terjadi pada bulan November, Desember hingga Januari.
Penutup
Salak bukan hanya lezat, tetapi juga memiliki klasifikasi dan ciri-ciri unik yang membedakannya dari buah lainnya. Berbagai jenis salak dengan karakteristik masing-masing menambah daya tarik buah ini. Dengan rasa manis yang khas dan daging yang renyah, salak kini menjadi salah satu buah favorit di meja makan Indonesia.