Sayur sawi putih, yang memiliki nama ilmiah Brassica rapa subsp. chinensis, merupakan varietas sawi yang memiliki daun berwarna putih yang menarik. Sawi putih adalah salah satu jenis sayuran hijau yang populer dan sering digunakan dalam masakan di berbagai budaya, namun paling menonjol adalah pengolahan sayur ini dalam masakan Tionghoa; karena itu disebut juga sawi cina atau kubis cina. Sebutan lainnya adalah petsai Artikel ini akan membahas berbagai aspek dalam budidaya sawi putih, mulai dari pemilihan varietas yang tepat, persiapan lahan, teknik penanaman yang baik, pemeliharaan tanaman, hingga pemanenan yang optimal. Penting untuk memperhatikan faktor seperti penyiraman yang cukup, pemupukan yang tepat, serta pengendalian hama dan penyakit dalam budidaya sawi putih.Nama Inggris : Chinese cabbage (Petsai) Nama Populer Lain : Napa cabbage, peca, kubis napa, kubis cina, sayur putih

Dengan pengetahuan dan perawatan yang tepat, budidaya sawi putih dapat memberikan panen yang melimpah dan sayuran segar yang lezat untuk dinikmati dalam berbagai hidangan.
Budidaya sawi putih cukup bagus perkembangannya. Terutama karena pengaruh booming dari budaya Korea, yang membuat makanan khas korea seperti kimchi dan menggunakan bahan sawi putih, menjadi dikenal cukup banyak.

Ciri ciri
Tanaman sawi putih termasuk tanaman sayuran cruciferae (kubis-kubisan), yang memiliki ciri daun dan bunga yang berbentuk vas kembang. Cruciferae berbunga sempurna dengan enam benang sari yang terdapat dalam dua lingkaran. Empat benang sari dalam lingkaran dalam, sisanya dalam lingkaran luar. Sayuran Cruciferae atau Brassicaceae meliputi beberapa genus, diantaranya ialah kubis (kol), petsai (sawi putih), sawi, dan lobak.
Penyebutan sawi putih juga karena daunnya yang cenderung kuning pucat dan tangkai daunnya putih. Sawi putih dapat dilihat penggunaannya pada asinan (diawetkan dalam cairan gula dan garam), dalam capcai, atau pada sup bening. Sawi putih beraroma khas namun netral.
Habitus tumbuhan ini mudah dikenali: memanjang, seperti silinder dengan pangkal membulat seperti peluru. Warnannya putih. Daunnya tumbuh membentuk roset yang sangat rapat satu sama lain.
BACA JUGA : Tips Keberhasilan Budidaya Sawi Hijau
Kandungan Gizi
Banyaknya Sawi yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Sawi bisa untuk konsumsi (Bdd / Food Edible) = 87 %
- Energi = 22 kkal
- Protein Sawi = 2,3 gr
- Lemak Sawi = 0,3 gr
- Karbohidrat Sawi = 4 gr
- Kalsium Sawi = 220 mg
- Fosfor Sawi = 38 mg
- Zat Besi Sawi = 3 mg
- Vitamin A Sawi = 6460 IU
- Vitamin B1 Sawi = 0,09 mg
- Vitamin C Sawi = 102 mg
Syarat Tumbuh
Daerah yang cocok untuk penanaman sawi putih atau petsai menurut Wahyudi (2010) yaitu:
- Tipe tanah lempung sampai lempung berpasir
- Gembur
- Mengandung bahan organik
- pH tanah optimum 6,0-6,8
- Ketinggian tempat 600-1.500 m dpl
- Lokasi terbuka dan memperoleh sinar matahari langsung
- Drainase air lancar.
Menurut Sunarjono (2007) tanaman petsai atau penanaman sayur sawi putih jarang di daerah dataran rendah karena tidak mau membentuk krop. Kalaupun membentuk krop, kropnya kecil sekali atau keropos. Waktu tanam petsai yang baik ialah menjelang akhir musim hujan (Maret) atau awal musim hujan (Oktober) karena tanaman agak tahan terhadap hujan. Akan tetapi, perawatan tanaman pada musim hujan akan lebih berat daripada musim kemarau karena serangan ulat daun.
Teknik Budidaya Sawi Putih
Benih / biji Sawi Putih (Petsai) tidak perlu perendaman, namun perlu semai di tempat terkena sinar matahari langsung, kemudian tanam dan rawat.

Penyemaian Benih Sawi Putih (Petsai)
- Siapkan wadah penyemaian (berupa nampan, tray, kaleng bekas, dsb).
- Bagian bawahnya harus berlubang secukupnya untuk sirkulasi air.
- Sehari sebelum semai, isi dengan media semai hingga 3/4 nya.
- Komposisi media semai = tanah : pasir/sekam : kompos = 1 : 1 : 1.
- Taburkan biji Sawi Putih (Petsai) secara merata di media semai.
- Tutup benih dengan media tanam tipis-tipis.
- Semprotkan air yang halus (gunakan spray).
- Tutup wadah semai dengan plastik bening yang diberi 4 – 6 lubang.
- Letakkan di tempat yang terkena sinar matahari langsung.
- Jika media kering, buka plastiknya, semprotkan air halus, tutup kembali.
- Ketika benih mulai berkecambah, buka tutup plastiknya.
- Jaga medianya agar tidak kering dan tidak terlalu basah.
- Semprotkan air halus 1-2 kali sehari bila medianya kering.
- Benih mulai bertunas dalam waktu 3 – 5 hari.
- Persemaian akhiri setelah memiliki 4 – 7 helai daun.
Penanaman
- Tanam bibit di lahan (transplanting) setelah berdaun sejati 2-7 lembar (umur 18-20 hari).
- Jarak tanam 50x60cm
- Lubang tanam buat sesuai jarak tanam sedalam cangkul atau dengan ukuran 30×30 x30cm.
BACA JUGA :
- Budidaya Sawi
- Budidaya Sawi Pagoda dengan Hidroponik Sistem NFT
- Beda Sawi Caisim dengan Sawi Hijau Lain dan Cara Menanam
Pemeliharaan
Pengairan
- Pengairan, pada fase awal pertumbuhan, lakukan 1-2 kali sehari terutama pada musim kemarau dan berangsur-angsur dikurangi.
- Waktu penyiraman pagi atau sore hari dengan gembor, dengan selang atau cara leb.
Pemupukan
- Pemupukan Susulan, lakukan 2 kali pada umur 2 dan 4 minggu.
- Cara pemberian pada larikan atau melingkari tajuk tanam sejauh 15-20 cm sedalam 10-15 cm, kemudian tutup tanah.
Penjarangan dan Penyulaman
- Penjarangan hanya sekali saat penyemaian, yaitu saat berumur 10-15 hari.
- Penyulaman hampir tidak perlu karena umur tanaman yang pendek (2-3 bulan) (Susila, 2006).
- Jika ada tanaman yang mati, segera ganti dengan bibit yang baru.
Penyiangan
Proses penyiangan lahan lakukan 1-2 kali sebelum pemupukan dan sama dengan penggemburan tanah pada waktu tanam berumur 2 dan 4 minggu dengan hati-hati karena dapat merusak sistem perakaran tanaman.
Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT)
- Lakukan sebelum hama menyerang tanaman atau rutin 1-2 minggu sekali dengan ringan.
- Jenis dan dosis pestisida tergantung dengan hama yang bisa mengancam dan tingkat populasi hama tersebut.
- OPT yang bisa menyerang antara lain ulat daun. Untuk mengendalikan dengan menjaga kebersihan dan musnahkan secara langsung.
Pemanenan dan Pasca Panen

Ciri sawi yang siap panen adalah krop berukuran besar dan kompak, umur panen 25-65 hari.
Cara panen dengan memotong bagian batang di atas tanah dengan pisau tajam.
Tanaman yang baik dan tidak terserang hama dan penyakit, berproduksi 2-3 kg per tanaman.
