Sekam padi adalah salah satu hasil samping dari proses penggilingan padi atau limbah hasil proses. Namun, di balik kesan tersebut, sekam padi sebenarnya memiliki kandungan yang berharga dan manfaat yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam mengenai kandungan dan manfaat sekam padi yang sering terabaikan. Dengan memahami potensi dan kegunaan sekam padi, kita dapat mempromosikan pemanfaatan yang lebih optimal dan berkelanjutan dari bahan limbah ini.
Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sekam adalah kulit padi (sesudah padi ditumbuk). Merupakan lapisan keras meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling berkaitan (Bhakti dkk 2019). Jadi bahan ini merupakan kulit luar butiran padi yang telah lepas dari berasnya melalui proses penggilingan padi. Sekam padi memiliki kandungan serat yang tinggi dan juga mengandung beberapa nutrisi seperti protein, lemak, dan mineral. Sering pula sebagai bahan bakar alternatif untuk penghasilan energi di beberapa negara. Selain itu, dapat menjadi bahan baku dalam industri kertas, pakan ternak, dan bahan bangunan.
Kandungan
Kandungan sekam padi meliputi komponen seperti serat, lignin, silika, protein, lemak, dan mineral. Meskipun terdiri dari bahan yang sulit tercerna, sekam padi mengandung serat yang tinggi, sehingga bermanfaat untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan dan mengatur metabolisme tubuh. Selain itu, sekam padi juga mengandung silika yang dapat memberikan kekuatan pada tulang, gigi, dan kuku.Worasuwannarak dkk (2007) menyatakan bahwa, komponen utama sekam padi terdiri dari selulosa (38%), hemiselulosa (18%), lignin (22%), dan SiO2 (silika). Sekam padi mengandung beberapa unsur kimia penting (Suharno dalam Fasya 2017), seperti pada tabel berikut ini:
| Komponen | Kandungan |
|---|---|
| Kadar air | 9.020 |
| Protein kasar | 3.027 |
| Lemak | 1.180 |
| Serat kasar | 35.680 |
| Karbohidrat kasar | 33.710 |
Manfaat sekam padi

1. Media Tanam
Sebagai tambahan atau campuran media tanam. Kelebihan sekam antara lain:
- Harganya murah
- Mudah mendapatkannya
- Mudah dalam pembuatan
- Biaya pembuatan murah
- Pemanfaatan limbah hasil pertanian
- Mudah menyerap air, dan
- Untuk akar dapat menyimpan oksigen dengan baik.
BACA JUGA : Berbagai Jenis Media Tanaman Dalam Pertanian
2. Memperbaiki kualitas tanah
Selain sebagai media tanam. sekam sebagai limbah organik dapat digunakan sebagai penyelamat tanah karena memiliki beberapa manfaat, antara lain
- Mengurangi erosi tanah: Sekam padi dapat digunakan sebagai bahan organik untuk menutupi tanah yang gundul atau terkena erosi. Dengan menutupi tanah tersebut, laju erosi dapat diperlambat atau bahkan dihentikan.
- Memperbaiki struktur tanah: Sekam padi mengandung karbon organik yang dapat meningkatkan kualitas tanah dan meningkatkan kelembaban tanah. Dengan demikian, struktur tanah dapat menjadi lebih baik dan dapat menahan air dengan lebih baik
- Meningkatkan kesuburan tanah: Sekam padi mengandung banyak nutrisi penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Ketika sekam padi diuraikan oleh mikroorganisme tanah, nutrisi tersebut dilepaskan ke tanah dan meningkatkan kesuburan tanah.
- Mengurangi polusi tanah: Pemakaian sekam padi dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia yang dapat mencemari tanah dan air tanah. Dengan mengurangi polusi tanah, kualitas tanah dan air tanah dapat terjaga dengan baik..
- Menghemat biaya: Pemakaian sekam padi sebagai bahan organik dapat menghemat biaya pembelian pupuk kimia. Selain itu, sekam padi juga merupakan limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan kembali, sehingga dapat mengurangi limbah pertanian yang menumpuk di lingkungan.
3. Arang sekam padi
Di beberapa daerah di Indonesia, sekam padi menjadi bahan bakar dalam pembuatan arang sekam. Arang sekam biasanya sebagai bahan bakar dalam memasak atau sebagai bahan campuran dalam pembuatan pupuk organik.
Cara membuat arang sekam padi
Bahan dan alat
- Sekam padi.
- Drum logam atau tong besar.
- Kayu untuk bahan bakar.
- Sekop atau alat untuk mengisi sekam ke dalam drum.
- Sumpit atau alat untuk membuka dan menutup ventilasi pada drum.
Langkah-langkah:
- Siapkan drum logam atau tong besar yang bersih dan tidak berkarat. Ukuran drum sebaiknya tidak terlalu besar, agar panas dapat merata ke seluruh bagian sekam.
- Bersihkan sekam padi dari kotoran atau benda asing lainnya.
- Isi drum logam atau tong besar dengan sekam padi sampai penuh, rapatkan dan padatkan sedikit-sedikit dengan sekop agar sekam tidak bergerak saat dibakar.
- Bakar kayu di bagian bawah drum atau tong besar hingga api menyala dan mengeluarkan bara api yang cukup besar.
- Tutup drum atau tong besar dengan sumpit atau alat penutup ventilasi pada drum agar udara tidak masuk.
- Biarkan drum atau tong besar terbakar selama 4-5 jam. Pada awal pembakaran, jangan terlalu banyak memasukkan kayu agar suhu dapat naik secara perlahan dan merata di seluruh bagian sekam. Setelah itu, barulah tambahkan kayu sedikit-sedikit agar suhu tetap terjaga dan api tidak padam.
- Setelah 4-5 jam, matikan api dan biarkan arang sekam padi dalam drum atau tong besar hingga benar-benar dingin.
- Setelah dingin, keluarkan arang dari drum atau tong besar dan ayak untuk memisahkan arang dari sekam yang belum terbakar.
Demikian cara pembuatan arang sekam padi. Dalam melakukan proses pembakaran harus dengan hati-hati dan di tempat yang aman. Selalu waspada terhadap risiko kebakaran
4. Pembuatan Silika Gel
Mengutip dari Handayani dkk (2015), sekam padi berpotensi sebagai bahan pembuatan silika gel, karena menjadi salah satu sumber penghasil silika terbesar. Sekam mengandung silika sebanyak 87-97% berat kering setelah mengalami pembakaran secara sempurna. Silika gel adalah bentuk dari silika n melalui proses penggumpalan sol natrium silikat NaSiO2. Bentuk sol mirip seperti agar-agar, dapat terdehidrasi sehingga berubah menjadi padatan atau butiran yang tidak elastis. Silika gel bermanfaat sebagai zat penyerap, pengering, dan penopang katalis. Biasanya untuk menjaga kelembaban seperti makanan, obat-obatan, elektronik, film, bahan bahan sensitif sekalipun. Uniknya produk anti lembab ini dapat menyerap tanpa mengubah bentuk zatnya. Kalau kita pegang gel ni akan tetap kering.
5. Sumber Energi
Dapat menjadi bahan dasar pembuatan briket. Briket adalah bahan bakar padat hasil proses pemadatan dari bahan-bahan tidak padat seperti serbuk. Pembuatan briket dengan cara merekatkan serbuk dengan tepung (tepung beras, tepung kanji, dan tepung beras ketan) kemudian padatkan lalu keringkan. Menurut Ali dkk (2016), masyarakat di Pakistan mengolah bahan sekam yang bercampur dengan kotoran hewan untuk menghasilkan biogas.
Di Kamboja pemanfaatan sebagai pembanngkit listrik menggunakan metode gasifikasi. Metode gasifikasi adalah suatu sistem untuk mengubah bahan bakar mentah menjadi gas menggunakan reaktor gasifikasi berteknologi fluidized bed. Kemudian gas tersebut menjadi bahan bakar mesin diesel pada pembangkit listrik (Primantara dkk 2017).
6. Adsorben Alami
Adsorpsi adalah proses penempelan molekul tertentu pada suatu permukaan. Adsorben adalah padatan dalam proses adsorpsi.Kutipan Yahya 2017, arang sekam padi dapat menyerap ion logam jenis timbal (Pb). Selain timbal, arang sekam mampu menghilangkan kandungan besi (Zn) dan ion nikel (Ni) di dalam air. Merkuri (Hg), dapat juga terserap oleh arang sekam. Penggunaan bahan ini juga dalam upaya pengelolaan media (air dan tanah) yang sudah tercemar oleh logam-logam berbahaya seperti Pb, Ag, Cr, Ni, Cu, dan sebagainya (Purwaningsih 2009).
BACA JUGA:
- Mesin panen padi ( Combine Harvester )
- Budidaya Tanaman Padi Sawah Secara Umum
- Varietas / Jenis Padi Unggulan di Indonesia
- Mesin Penggilingan Padi : Pengertian Dan Penjelasan Komponen
7. Bahan Bangunan
Sebuah fakta menarik, berdasarkan penelitian Adha (2011), sekam padi memiliki potensi sebagai pengganti semen pada struktur pengerasan jalan raya. Semen dan abu sekam padi (6%) campur dengan material tanah lempung plastisitas rendah telah memenuhi persyaratan teknis sebagai lapisan pondasi. Putra (2016) menyatakan bahwa, sekam padi juga sebagai campuran pembuatan beton agar tidak cepat rusak oleh senyawa magnesium sulfat di dalam air laut. Dalam penelitian Putra (2016) mempunyai kesimpulan bahwa, persentase optimal sekam padi sebanyak 16,8% yang ditambahkan ke dalam proses pembuatan beton, dapat mengurangi kerusakan akibat magnesium sulfat.
