SINGKONG / UBI KAYU / KETELA

Yuk Bagikan ..

Ketela pohon, ubi kayu, atau singkong dengan nama latin Manihot esculenta, adalah perdu tahunan tropika dan subtropika dari suku Euphorbiaceae. Secara luas umbi singkong sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran.  Dalam bahasa Inggris, sebutannya cassava.

ketela
Singkong

Sejarah Singkong

Singkong  pertama kali dikenal di Amerika Selatan kemudian dikembangkan pada masa prasejarah di Brasil dan Paraguay, sejak kurang lebih 10 ribu tahun yang lalu. Bukti-bukti arkeologis budidaya singkong justru banyak di kebudayaan Indian Maya, tepatnya di Meksiko dan El Salvador. Produksi singkong dunia kira kira mencapai 192 juta ton pada tahun 2004. Nigeria menempati urutan pertama dengan 52,4 juta ton, lalu Brasil dengan 25,4 juta ton. Indonesia menempati posisi ketiga dengan 24,1 juta ton, lalu Thailand dengan 21,9 juta ton (FAO, 2004). Sebagian besar produksi singkong berasal dari Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton di Amerika Latin dan Kepulauan Karibia.

Singkong masuk ke Indonesia

Tanam singkong secara komersial  di wilayah Indonesia (waktu itu Hindia Belanda) pada sekitar tahun 1810, setelah sebelumnya masuk lewat orang Portugis pada abad ke-16 dari Brasil. Menurut Haryono Rinardi dalam Politik Singkong Zaman Kolonial, singkong masuk ke Indonesia  oleh Portugis ke Maluku sekitar abad ke-16.

Butuh waktu lama singkong menyebar ke daerah lain, terutama ke Pulau Jawa. Perkiraan singkong  diperkenalkan di suatu kabupaten di Jawa Timur pada 1852.

Namun hingga 1876,  menurut catatan H.J. van Swieten, kontrolir di Trenggalek, dalam buku De Zoete Cassave (Jatropha janipha) yang terbit 1875, singkong kurang terkenal atau tidak ada sama sekali di beberapa bagian Pulau Jawa, tetapi ada penanaman besar-besaran di bagian lain.

Peningkatan penanaman singkong sejalan dengan pertumbuhan penduduk Pulau Jawa yang pesat. Selain itu ada fakto produksi padi tertinggal di belakang pertumbuhan penduduk. Hingga saat ini, singkong telah menjadi salah satu bahan pangan yang utama, tidak saja di Indonesia tetapi juga di dunia. Di Indonesia, singkong merupakan makanan pokok ketiga setelah padi-padian dan jagung.

Hindia Belanda pernah menjadi salah satu pengekspor dan penghasil tepung tapioka terbesar di dunia. Di Jawa banyak sekali didirikan pabrik-pabrik pengolahan singkong untuk menjadi tepung tapioka. Seperti dalam buku Handbook of the Netherlands East Indies, pada tahun 1928 tercatat 21,9% produksi tapioka ekspor ke Amerika Serikat, 16,7% ke Inggris, 8,4% ke Jepang, lalu 7% dikirim ke Belanda, Jerman, Belgia, Denmark dan Norwegia. Biasanya tepung olahan singkong tersebut sebagai bahan baku lem dan permen karet, industri tekstil dan furniture.

Sampeu dan Singkong adalah nama lokal di kawasan Jawa Barat untuk tanaman ini. Nama “ubi kayu” dan “ketela pohon” dipakai dalam bahasa Melayu secara luas. Nama “ketela” secara etimologi berasal dari kata dalam bahasa Portugis “castilla” (dibaca “kastiya”), karena tanaman ini dibawa oleh orang Portugis dan Castilla (Spanyol).

Jenis Singkong

Umbi singkong bisa konsumsi secara mentah. Kandungan utamanya adalah pati dengan sedikit glukosa sehingga rasanya sedikit manis. Pada keadaan tertentu, terutama bila teroksidasi, akan terbentuk glukosida racun yang selanjutnya membentuk asam sianida (HCN). Sianida ini akan memberikan rasa pahit. Umbi yang rasanya manis menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN per kilogram umbi segar, dan 50 kali lebih banyak pada umbi yang rasanya pahit. Proses pemasakan dapat secara efektif menurunkan kadar racun.
Tanaman singkong disebut manis atau beracun, tergantung kandungan asam hydrocyanic dalam akarnya, yang umum diakui mengandung kurang dari 50 miligram asam hydrocyanic per kilogram bahan segar.

Varietas singkong

Saat ini tersedia 10 varietas ubi kayu di pasaran. Kesepuluh varietas tersebut dikelompokkan menjadi dua, yakni kelompok varietas ubi kayu untuk pangan dan untuk industri. Varietas singkonng untuk pangan adalah :

  1. N1 Mekarmanik
  2. Adira 1
  3. Malang 1
  4. Malang 2
  5. Darul Hidayah.

Sedangkan untuk ubi industri adalah :

  1. N1 Mekarmanik
  2. Adira 2
  3. Adira 4
  4. Malang 4
  5. Malang 6
  6. UJ 5
  7. UJ 3

Varietas untuk pangan mempunyai tekstur umbi yang pulen dengan kadar HCN < 50 miligram per kilogram dan mempunyai rasa tidak pahit. Sedangkan ubi jalar untuk industri mempunyai kadar patin atau kadar bahan kering sekitar 0,6 gram per kilogram
Beberapa varietas unggul singkong dari Kementrian Pertanian antara lain Adira 1, Adira 2, Adira 4, Malang 1, Malang 2, Darul Hidayah, Malang 4 maupun Malang 6.Singkong (umbi) secara umum pemanfaatannya  sebagai berikut:

  1. Tepung Tapioka
  2.  Keripik Singkong
  3. Makanan fermentasi seperti tape, peyeum
  4. Tepung Mocav (Modification Cassava)
Scroll to Top