Tanaman kumis kucing (Orthosiphon aristatus), telah lama dikenal sebagai salah satu tumbuhan herbal yang memiliki nilai penting dalam berbagai budaya tradisional. Tanaman ini memiliki daun yang panjang dan bunga berwarna putih atau ungu yang tumbuh dalam kelompok. Nama “kumis kucing” berasal dari bentuk daunnya yang menyerupai kumis kucing. Tanaman ini biasanya tumbuh di daerah dengan iklim tropis dan suhu hangat. Dalam artikel kali ini, kita akan membahas tentang sejarah, klasifikasi, morfologi, dan cara menanam. Berikut penjelasannya.

Sejarah Singkat Tanaman Kumis Kucing
Tanaman kumis kucing (Orthosiphon aristatus) merupakan tumbuhan obat berupa terna tegak yang berasal dari wilayah Afrika tropis kemudian menyebar ke wilayah Asia dan Australia. Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah seperti kidney tea plants/java tea (Inggris), giri-giri marah (Sumatera) remujung (Jawa), songkot koceng (Madura), dan kumis ucing (Sunda). Kumis kucing telah lama dimanfaatkan sebagai obat tradisional, terutama untuk menyembuhkan infeksi saluran kemih, mengobati asam urat, dan lain lain.
Klasifikasi Kumis Kucing

- Kerajaan: Plantae
- Divisi: Spermatophyta
- Subdivisi: Angiospermae
- Kelas: Dicotyledon
- Ordo: Lamiales
- Famili: Lamiaceae
- Genus: Orthosiphon
- Spesies: O. aristatus
Morfologi Kumis Kucing
Tanaman kumis kucing memiliki ciri atau morfologi sebagai berikut.
Akar
Akar kumis kucing biasanya terdiri dari sistem akar serabut yang tumbuh dangkal di dalam tanah. Sistem akar ini membantu tanaman menyerap air dan nutrisi dari tanah.
Batang
Batang kumis kucing termasuk batang semak-semak yang tumbuh tegak dan bercabang. Batang ini dapat mencapai ketinggian sekitar 1 hingga 2 meter tergantung pada kondisi tumbuhnya. Permukaan batang biasanya memiliki warna hijau kecoklatan.
Daun
Daun kumis kucing memiliki bentuk oval-lanset dengan tepi yang bergerigi atau bergerigi halus. Panjang daun biasanya sekitar 5 hingga 10 cm, dengan warna hijau tua yang mencolok. Permukaan daun halus dengan struktur urat daun yang terlihat. Pada bagian bawah daun, terdapat rambut-rambut halus yang memberikan kesan seperti “kumis” dan membantu dalam identifikasi tanaman ini.
Bunga
Bunga kumis kucing terletak pada tangkai bunga yang tumbuh dari ketiak daun. Bunga berbentuk tabung panjang dan terdiri dari kelopak dan mahkota bunga. Kelopak bunga biasanya berwarna ungu atau merah muda, sementara mahkota bunga memiliki warna yang lebih cerah, seperti ungu atau putih.
Buah
Setelah bunga mekar, tanaman ini menghasilkan buah berbentuk bulat atau bulat lonjong yang berwarna kecoklatan atau kehitaman. Buah ini mengandung biji-biji kecil yang merupakan bagian dari siklus reproduksi tanaman.
Biji
Biji kumis kucing kecil dan berwarna coklat. Biji ini merupakan bagian yang penting dalam proses reproduksi tanaman, di mana mereka dapat tersebar dan tumbuh menjadi tanaman baru jika berada dalam kondisi yang sesuai.
Cara Menanam Tanaman Kumis Kucing

Dilansir dari agrozine.id, berikut adalah tatacara menanam tanaman kumis kucing.
Persiapan Media Tanam
- Siapkan media tanam berupa campuran tanah, arang sekam, dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1.
- Siapkan pot ukuran sekitar 10 cm x 15 cm. Isi media tanam ke dalam pot.
Persiapan bibit
- Perbanyakan bibit tanaman kumis kucing dapat dilakukan dengan cara vegetatif, yaitu setek batang. Pilih tanaman induk yang normal, subur, dan sudah berkayu.
- Pilih batang yang tidak terlalu tua atau muda. Potong batang yang telah dipilih dengan pisau, lalu potong menjadi ukuran 15—20 cm dan berbuku 2—3.
Penanaman
Tanam bibit yang sudah di setek ke dalam pot. Tanam bibit dengan posisi tegak lurus sedalam 5 cm atau 1/3 bagian dari pangkal batang setek, lalu padatkan tanah di sekitar bibit. Kemudian, lakukan penyiraman hingga tanah cukup basah untuk memadatkan celah-celah tanah.Hindarkan dari paparan sinar matahari secara langsung atau letakkan di area tertutup. Tanaman bisa dipindahkan ke tempat terkena sinar matahari langsung setelah berusia 1-1,5 bulan.
Pemeliharaan
- Lakukan penyiraman secara rutin secukupnya, 1 atau 2 kali sehari. Jika tanaman sudah rimbun, kurangi frekuensi penyiraman.
- Lakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk organik yang diberikan setiap 2—3 minggu sekali.
- Lakukan penyiangan terhadap gulma atau tanaman pengganggu lainnya yang tumbuh di sekitar tanaman.
- Lakukan pergantian media tanam setiap 3 bulan sekali agar media tanam atau tanah tidak padat.
- Pada umur 3 bulan tanaman kumis kucing sudah tumbuh besar. Jadi, sebaiknya ganti pot tanamnya dengan yang lebih besar sesuai dengan ukuran tanaman.